Posts

FAKTOR DEMOGRAFI DALAM PILKADA: Laporan dari Lapangan

Yogyakarta, PSKK UGM – Paper ini dipresentasikan oleh Kuskridho Ambardi, M.A., Ph.D., Staf Pengajar Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada dalam forum Seminar Bulanan PSKK UGM yang diselenggarakan pada Kamis, (9/2). Bertempat di Auditorium Gedung Masri Singarimbun, Kuskridho atau yang akrab disapa Dodi mengatakan, politik uang bisa memengaruhi pilihan pemilih dalam situasi tertentu. Semakin kecil perkiraan selisih suara antarpasangan calon, maka semakin penting pula politik uang. Tidak susah untuk menyebarkan amplop jika selisih suaranya sedikit. Meski sudah ada deklarasi tidak akan ada politik uang, politik uang tetap berlangsung. Di lain sisi, elite pasangan calon pun telah mempunyai cara agar tidak tersangkut perkara pilkada. read more

MIGRATION, ETHNICITIES, AND LOCAL POLITICS: The Case of Jakarta

Yogyakarta, PSKK UGM – Paper ini dipresentasikan oleh Dr. Riwanto Tirtosudarmo, M.A. dan Aulia Hadi, S.I.P., M.A. dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan, LIPI dalam forum Policy Corner yang diselenggarakan oleh Program Magister dan Doktor Studi Kebijakan UGM pada Kamis, (19/1). Bertempat di Auditorium Gedung Masri Singarimbun, Riwanto menyampaikan bagaimana migrasi menjadi variabel yang penting untuk ditelaah dalam melihat perubahan politik. Migrasi perlu dilihat melalui karakteristik migran, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, agama dan etnisitas. read more

POPULASI Volume 23 Nomor 2 Tahun 2015

Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia
Heryanah (Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi)

Abstrak
Ageing population atau penuaan penduduk di masa mendatang akan menjadi isu yang krusial di Indonesia. Hasil proyeksi penduduk Indonesia mengindikasikan bahwa pada 2023 nanti jumlah penduduk Indonesia yang berada pada usia pensiun akan melebihi 7 persen dari total penduduk. Pada 2023 rasio ketergantungan tua akan melebihi 10 persen. Struktur penduduk Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi yang disebut sebagai penuaan penduduk. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran mengenai bonus demografi pertama, isu penuaan penduduk, dan bonus demografi kedua di Indonesia berdasarkan data dari proyeksi penduduk 2010-2035. Selanjutnya berdasarkan fakta tersebut, hendak dipaparkan implikasi ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Kata kunci: bonus demografi pertama, bonus demografi kedua, penuaan penduduk


Dinamika Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Wanita Pernah Kawin di Indonesia: Analisis Data IFLS 1997, 2000, dan 2007 
Eddy Kiswanto (Peneliti PSKK UGM)

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemakaian alat kontrasepsi dari tahun 1997-2007 pada wanita kawin usia 15-49 tahun dan alasan tidak memakai alat kontrasepsi lagi berdasarkan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 1997, 2000, dan 2007. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan tabulasi silang digunakan untuk mendapatkan pola penggunaan alat kontrasepsi berdasarkan karakteristik individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi berada pada kelompok umur di bawah 40 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak. Dari sisi pendidikan, paling banyak berpendidikan rendah dan menikah pada usia muda, sedangkan wanita yang berpendidikan tinggi cenderung menunda perkawinannya. Jenis kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah hormonal, baik dari tahun 1997-2000 maupun dari tahun 2000-2007. Mayoritas akseptor baru tahun 2000 dan 2007 memakai alat kontrasepsi jenis hormonal, demikian juga akseptor yang berhenti memakai sebelumnya menggunakan jenis hormonal. Alasan penghentian pemakaian alat kontrasepsi terbanyak adalah karena keinginan mempunyai anak lagi. Sebagian besar mereka berada pada kelompok umur di bawah 30 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak.

Kata kunci: alat kontrasepsi, wanita pernah kawin, hormonal


Jumlah Anak Ideal Menurut Remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta
Umi Listyaningsih (Dosen Fakultas Geografi UGM) dan Sumini (Peneliti PSKK UGM)

Abstrak
Persepsi jumlah anak ideal dan jumlah anak yang diinginkan sering kali digambarkan oleh pasangan usia subur (15-49 tahun). Sementara itu, persepsi remaja mengenai hal serupa juga tidak kalah penting karena dapat menggambarkan fertilitas di masa mendatang. Itulah yang menjadi fokus penelitian ini. Oleh karenanya, dilakukan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam kepada remaja di kabupaten/kota di DIY. Sebanyak 500 remaja dipilih secara acak dari setiap kabupaten/kota yang juga merupakan representasi dari remaja perkotaan dan perdesaan. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa persepsi jumlah anak ideal remaja sebanyak 2,17, sedangkan persepsi jumlah anak yang diinginkan adalah 2,11. Remaja menilai bahwa kehadiran anak penting dalam keluarga karena manfaat yang diperoleh, seperti untuk membantu orang tua, sebagai sumber kebahagiaan keluarga, penerus keturunan, dan jaminan di hari tua.

Kata kunci: remaja, persepsi jumlah anak ideal, jumlah anak yang diinginkan


Strategi Rumah Tangga Miskin Perdesaan Keluar dari Kemiskinan: Kasus Tiga Desa di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 
Agus Joko Pitoyo (Peneliti PSKK UGM) dan Muhammad Arif Fahrudin Alfana (Fakultas Geografi UGM)

Abstrak 
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan strategi masyarakat perdesaan di tiga desa dengan kondisi geografis yang berbeda untuk keluar dari kemiskinan. Terpilihnya tiga desa itu karena jumlah penduduk miskinnya secara absolut dan relatif tinggi. Perbedaan itu menarik untuk diteliti karena ada variasi strategi penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara pada 323 rumah tangga yang tergolong miskin. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada variasi strategi rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan. Rumah tangga miskin di tiga desa menerapkan beberapa strategi. Namun diversifikasi sumber-sumber pendapatan merupakan strategi yang paling banyak dipilih oleh penduduk miskin. Usaha diversifikasi yang dilakukan adalah mengusahakan ternak sapi dan menambah jumlah pohon kakao. Perbedaan pemilihan strategi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi geografis di setiap desa.

Kata kunci: kemiskinan, strategi kelangsungan hidup, perdesaan


Peran Ganda Pedagang Perempuan di Pasar Seni Mertha Nadi, Legian, Bali
Wayan Hesty Mayaswari dan I Gusti Wayan Murjana Yasa (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali)

Abstrak
Zaman sekarang banyak perempuan telah berpartisipasi dalam sektor publik. Namun hal ini dapat menimbulkan konflik pembagian waktu bagi perempuan, yaitu dalam tugas domestik dan aktivitas sosial sebagai perempuan Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan keluarga, pendapatan nonkerja, dan pelaksanaan kegiatan adat istiadat terhadap alokasi waktu perempuan pedagang cenderamata di Pasar Seni Mertha Nadi Legian, baik secara simultan maupun secara parsial. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, dan wawancara tidak terstruktur. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling menggunakan sampel sebanyak 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pendapatan nonkerja tidak memengaruhi perubahan konsumsi waktu luang dan alokasi waktu kerja perempuan di sektor publik. Jika intensitas untuk kegiatan adat sedang tinggi, maka waktu mereka untuk bekerja akan berkurang. Pedagang perempuan di Pasar Seni Mertha Nadi Legian selalu memiliki alasan untuk tetap bekerja selain banyaknya pekerjaan domestik yang seharusnya mereka lakukan demi pengembangan diri dan kesejahteraan keluarganya.

Kata kunci: tenaga kerja, perempuan, alokasi waktu


REVIU BUKU: Laki-laki Kalah atau Mengalah? 
Muhadjir Darwin (Profesor Fisipol UGM)

1478500041_the-end-of-men

 

Data Buku 
Judul: The End of Men and the Rise of Women
Penulis: Hanna Rosin
Penerbit: Riverhead Books
Cetakan: Pertama, 2012
Tebal: 310 hlm

Dalam bukunya ini, Rosin menegaskan bahwa perempuan di mana pun di dunia menjadi lebih dominan di tempat kerja, pendidikan, rumah tangga, bahkan dalam cinta dan perkawinan. Boleh jadi di sejumlah negara, perempuan masih belum cukup menonjol di percaturan politik atau masih digaji lebih rendah daripada laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama. Untuk hal ini, Rosin menilainya sebagai artifak terakhir dari zaman lama yang sedang tenggelam, bukan sebagai konfigurasi yang permanen. Kemajuan yang dialami perempuan ini, menurut Rosin, bukan hasil dari perjuangan politik yang progresif, apakah dari perempuan atau laki-laki. Namun ini hanya sebuah kebetulan sejarah, yaitu munculnya era ekonomi baru yang disebut Rosin sebagai ekonomi pelayanan baru (the new service economy). Ini adalah era yang secara kebetulan menguntungkan perempuan. Mengapa? Sistem baru ini tidak lagi mengutamakan kekuatan fisik, tetapi kekuatan otak, komunikasi yang terbuka, kekuatan untuk duduk lebih lama, dan fokus. Semua ini bukanlah hal yang membuat lakilaki dapat menang dengan mudah. Era ini justru lebih cocok untuk perempuan sehingga mereka lebih mudah mengisinya.[]

——

Info selengkapnya mengenai Jurnal Populasi edisi ini, silakan buka tautan berikut: Populasi Vol. 23 No. 2 Tahun 2015

Profil Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Fakfak, Papua Barat

 

Penulis:
Agus Heruanto Hadna, Pande Made Kutanegara, Umi Listyaningsih, Sri Purwatiningsih, Dipto Jatmiko, Sonyaruri Satiti

Penelitian:
Studi Pemetaan Kemiskinan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat

Kemiskinan di Kabupaten Fakfak menjadi perhatian di tengah kepemilikan sumber daya alam yang cukup melimpah. Daerah ini dikenal sebagai penghasil pala yang besar, bahkan tanaman pala telah menjadi ciri khas kabupaten ini. Namun jumlah penduduk miskin masih cukup besar pula. Penyumbang terbesar kondisi kemiskinan penduduk Fakfak ternyata tidak terkait dengan ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan makan dan sandang. Dengan demikian, kebutuhan sekunder, yaitu pendidikan, kesehatan, dan aktivitas sosial kemasyarakatan, menjadi tersingkirkan pemenuhannya. Daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik, seperti jalan dan sarana transportasi, sehingga memiliki angka kemiskinan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan daerah perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketiadaan prasarana fisik dan keterbatasan akses telah menjadi faktor utama penyebab kemiskinan di Kabupaten Fakfak. read more

MENGIKIS ELITE CAPTURE DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT: Pembelajaran dari Bumi Seribu Nyiur Melambai

 

Penulis:
Setiadi, Sulistiyo, Sonyaruri Satiti, Agus Yuliono

Penelitian:
Social Impact Study Dredging Act – Jangkrik Complex Development – ENI Muara Bakau

Elite capture merupakan fenomena biasa dalam berbagai aspek kehidupan. Elite capture dipahami sebagai suatu sikap atau tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang untuk memengaruhi pembuatan kebijakan atau keputusan agar hasilnya memberikan keuntungan bagi mereka sendiri, baik yang berbentuk materi ataupun nonmateri.

Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin lokal tidak merepresentasikan kepentingan seluruh penduduk. Keberadaan kelembagaan lokal bentukan masyarakat dan perusahaan yang ditujukan bagi penguatan ekonomi masyarakat akhirnya lebih mencerminkan pola distribusi sumber daya di lingkaran elite. Kondisi ini memunculkan polarisasi kekuasaan dan memunculkan tarik-menarik kepentingan yang berujung pada rivalitas antarkelompok. Sebagai contoh, dilihat dari kekuasaan, pemangku kepentingan di salah satu kelurahan terpolarisasi, yakni antara yang sangat berkuasa dan tidak berkuasa. Tidak ada tokoh middleman (menengah). Kepentingan terhadap perusahaan terkelompok antara mereka yang berkepentingan tinggi (sebagian besar adalah definitive stakeholder) dan tidak berkepentingan (sebagian besar adalah latent stakeholder). Kebanyakan elite dengan kekuasaan besar merupakan definitive stakeholders. Dengan posisinya, merekamendapatkan banyak kesempatan memanfaatkan bantuan, misalnya mengalihkan bantuan penyediaan air bersih untuk masyarakat menjadi untuk keluarganya. Sementara itu, sebagian besar elite dengan kekuasaan kecil merupakan latent stakeholders. Mereka ini memiliki potensi, tetapi belum mampu eksis karena kalah dalam power relation. Pada sisi lain, nilai budaya lokal menyediakan lahan untuk menyuburkan elite capture. [] read more

BERORGANISASI UNTUK JATI DIRI DAN KESEHATAN: Studi tentang Organisasi MSM dan TG Terkait HIV & AIDS di Empat Negara

 

Authors: Anna Marie Wattie, Sri Purwatiningsih

Topics: HIV dan AIDS, Kesehatan Reproduksi, MSM dan Transgender, Organisasi Berbasis Komunitas

Book Title: BERORGANISASI UNTUK JATI DIRI DAN KESEHATAN (Studi tentang Organisasi MSM dan TG Terkait HIV & AIDS di Empat Negara)

Publication Year: 2016

Language: Bahasa Indonesia, English

ISBN: 978-602-386-071-5

Kelompok MSM (men who have sex with men) dan transgender merupakan salah satu kelompok yang berisiko terhadap penularan HIV. Laporan kemajuan tentang HIV & AIDS di Asia Tenggara dari WHO tahun 2011 memperkirakan ada 3,5 juta orang yang hidup dengan HIV & AIDS. Termasuk dalam kelompok berisiko tinggi yang hidup dengan HIV & AIDS adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki atau MSM dan kaum transgender. Dibandingkan dengan MSM yang lebih tertutup terhadap identitasnya, TG justru sangat terbuka. Manu, keduanya mengalami kendala ketika mengakses pelayanan kesehatan terkait dengan pilihan orientasi seksual mereka. Dalam hal ini, organisasi berbasi komunitas (community-based organization/CBO) berada di garda depan dalam upaya penyediaan layanan HIV & AIDS kepada kelompok MSM dan TG. read more

Formulating an Oil and Gas Revenue Sharing Fund Based on Rights Based Approach

Authors: Agus Heruanto Hadna

Topics: desentralisasi fiskal, dana bagi hasil migas, pendekatan berbasis hak

Article Title: Formulating an Oil and Gas Revenue Sharing Fund Based on Rights Based Approach

Journal Title: JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN ORGANISASI: Bisnis dan Birokrasi Vol. 23, Number 1

Publication Year: 2016

Language: English

ISSN: 0854-3844

Studi ini dilatarbelakangi adanya ketidakpuasan banyak pemerintah daerah di Indonesia yang menjadi penghasil minyak dan gas (migas) terhadap pembagian Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang tidak adil antara pusat dan daerah. Berdasarkan hal tersebut, tujuan utama dari kajian ini adalah untuk merumuskan formula DBH Migas yang adil bagi semua pihak dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Hak. Untuk merumuskan formula tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam, FGD dan pengumpulan data sekunder. Penelitian ini menghasilkan dua skenario sebagai rekomendasi. Skenario pertama menempatkan penduduk asli atau masyarakat adat di bawah dua kemungkinan yakni ikut menjadi pemilik saham bisnis migas atau hanya menyewakan tanah yang di dalamnya mengandung migas. Skenario kedua adalah menghitung perolehan DBH sesuai level pemerintahan secara proporsional mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, distrik, kampung dan masyarakat adat baik yang menjadi penghasil maupun bukan penghasil migas. [] read more

Kumpulan Makalah Seminar HUT Ke-43 PSKK UGM: Kemiskinan & Ketimpangan di Indonesia

 

Seminar HUT Ke-43 Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM bertema “KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DI INDONESIA: Perspektif Kerakyatan” telah berlangsung pada Sabtu, 9 April 2016 di Auditorium Gedung Masri Singarimbun. Seminar ini diawali dengan pembacaan keynote speech oleh Ir. Tubagus Achmad Choesni, M.A., M.Phil., Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  yang mewakili Puan Maharani, Menko Bidang PMK.

Pada sesi pertama seminar, ada empat orang narasumber, yakni Anwar Sanusi, Ph.D. Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (menggantikan H. Marwan Jafar S.E., S.H., BBA, Mendes dan PDTT), Dra. Rahma Iryanti, MT, Deputi Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Ririn Purnamasari, Ph.D., Bank Dunia, serta Dr. Agus Heruanto Hadna, M. Si., Kepala PSKK UGM. read more

POPULASI Volume 23 Nomor 1 Tahun 2015

Bonus Demografi Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi: Jendela Peluang atau Jendela Bencana di Indonesia?

Wasisto Raharjo Jati (Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI)

Intisari
Tulisan ini menganalisis korelasi bonus demografi dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bonus demografi diasumsikan dapat mendongkrak perekonomian nasional melalui pertumbuhan tenaga kerja produktif. Dalam kasus Indonesia, bonus demografi belum dioptimalkan secara maksimal karena kebijakan pemerintah yang setengah hati. Ekonomi Indonesia tumbuh melalui konsumsi kelas menengah yang didapat dari bonus demografi. Namun, konsumsi perlu diimbang dengan produktivitas sehingga Indonesia terhindar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Tulisan ini akan mengelaborasi lebih lanjut bonus demografi dalam konteks perekonomian Indonesia. read more

GUNAKAN AIR SECARA BIJAK: Ciptakan Perilaku Hemat Air

 

Penulis:
Eddy Kiswanto dan Agus Joko Pitoyo

Penelitian:
“Indeks Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan di Indonesia”

Jumlah air bersih semakin lama semakin terbatas serta butuh waktu dan sebuah proses yang rumit untuk membuat air yang tidak layak minum dapat diminum oleh manusia. Kebutuhan air terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang juga terus menambah. Perilaku manusia dalam pemanfaatan air sering kali kurang bijaksana karena ketika air melimpah, maka kebiasaan buruk tidak mau berhemat air muncul. Saat air bersih sulit didapat, masyarakat mulai sadar dengan kebiasaan buruknya. Untuk itu, perlu diperlukan kearifan dari masyarakat dalam penggunaan air agar selalu efisien agar dapat menghemat air. read more