Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT) – Reproduksi dan Seksualitas di Kalangan ODHA

30 November 2006 - 19:44:29 | admin

Meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di Indonesia – khususnya di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun) – dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengubah tingkat epidemi dari ‘rendah’ ke ‘terkonsentrasi’. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) melaporkan bahwa prevalensi HIV pada subpopulasi tertentu telah melampaui 5%. Sebagai contoh, prevalensi di kalangan pekerja seks di Riau, Jawa Barat dan Papua masing-masing adalah 6,4%, 5,5% dan 24,5%. Sementara prevalensi di kalangan waria pekerja seks di Jakarta telah mencapai 21,7%.

Berdasarkan hasil surveilans sentinel dan sejumlah studi pada beberapa kelompok rawan (vulnerable group) diperkirakan 90.000-130.000 orang telah terinfeksi HIV pada tahun 2002. Sekitar 25% dari jumlah itu adalah perempuan (Riono and Janzant 2004: 79). Infeksi pada kalangan penasun telah sampai pada angka yang mengkhawatirkan. Diperkirakan ada 124.000 sampai 196.000 penasun pada akhir tahun 2002 yang kebanyakan berusia muda. Di Jakarta dan Bali dilaporkan bahwa prevalensi di kalangan penasun mencapai 47% dan 53% (Riono and Jazant 2004: 79-80).

Pendekatan penanggulangan HIV/AIDS yang berfokus kepada ‘perilaku beresiko tinggi’ agaknya perlu dicermati kembali karena semakin banyaknya perempuan yang selama ini dikategorikan sebagai ‘perilaku beresiko rendah’ telah terinfeksi HIV melalui pasangan seksualnya. Sampai dengan bulan Desember 2005 jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan adalah 9.565 dan 75% adalah laki-laki. Proporsi terbesar yaitu 44% termasuk kelompok usia 20-29 tahun, diikuti 17% yang berusia 30-39 tahun (Support, Januari 2006). Berarti kelompok ini adalah mereka yang juga aktif secara seksual sehingga amat berpotensi menularkan HIV kepada pasangannya. Perubahan tingkat epidemi ini akan berimplikasi kepada meningkatnya resiko penularan secara vertikal yaitu penularan dari ibu ke bayi (mother-to-child transmission). Kenyataan ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan program pencegahan penularan dari ibu ke bayi (prevention mother-to-child transmission atau selanjutnya disebut PMTCT) tidak dapat ditunda lagi.

Tulisan ini akan membahas tentang program PMTCT di Indonesia dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Pembahasan diawali dengan penjelasan mengenai pengertian PMTCT, pencegahan primer HIV, reproduksi dan seksualitas di antara Odha, dan integrasi PMTCT ke dalam KIA-KB. Tulisan diakhiri dengan rekomendasi bagi pengembangan program PMTCT.


*Klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.341 – Irwan M. Hidayana | 30 November 2006