PSKK UGM Menggelar Bedah Buku “ON THE POLITICS OF MIGRATION: Indonesia and Beyond”

09 November 2015 | admin
Events, Seminar

Yogyakarta, PSKK UGM – Ada pengetahuan yang kaya tentang migrasi dalam buku berjudul “ON THE POLITICS OF MIGRATION: Indonesia and Beyond” karya Dr. Riwanto Tirtosudarmo, M.A., Peneliti Senior Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Hal itu mengemuka dalam acara bedah buku yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Jumat (6/11) di Auditorium Gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur. Secara umum, buku ini disebut mampu membuka wacana pembaca bahwa migrasi tidak bisa dilepaskan dari persoalan politik, terutama relasi kekuasaan.

Riwanto dalam acara itu mengatakan, buku terbarunya ini terdiri dari 12 bab. Tulisan-tulisannya pada enam bab pertama mengupas soal migrasi internal di Indonesia dengan fokus isu transmigrasi dan konflik. Sementara enam bab berikutnya tentang migrasi internasional, khususnya soal pekerja lintas batas.

“Saya menceritakan tentang orang-orang Flores yang bermigrasi ke Sabah, Malaysia kemudian tentang orang-orang Minahasa di Jepang. Buku ini mencoba untuk melihat dengan perspektif yang lebih luas. Ada berbagai isu soal mobilitas penduduk yang saya tulis di sini,” kata Riwanto.

Salah satu topik yang dimunculkan dalam buku ini adalah the politics of migration atau kepolitikan dan migrasi. Riwanto melihat, dalam berbagai macam literatur tentang demografi, aspek atau isu politik selalu disinggung, akan tetapi literatur yang secara khusus mengupas soal itu tidak banyak. Melalui buku ini, Riwanto ingin mengajukan sebuah literatur migrasi yang tidak saja relevan di Indonesia, tapi juga dunia internasional.

Pada proses penulisannya, Riwanto menemukan, sebetulnya tidak ada teori utuh atau tunggal yang bisa menjelaskan fenomena migrasi di berbagai tempat dan konteks. Setiap disiplin ilmu mempunyai teori-teorinya sendiri, baik ekonomi, geografi, maupun hubungan internasional. Banyak orang kemudian mengatakan, barangkali tidak ada gunanya juga membangun teori tersebut.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu pembahas buku, yakni Dr. Yustinus Tri Subagya, Dosen Universitas Sanata Dharma. Menurut Tri, melalui buku tersebut, para pembaca bisa tahu bagaimana penulis mencoba untuk mengamati dan meneliti fenomena migrasi dari konteks-konteks yang berlainan. Tidak sekedar memandang migrasi sebagai pergerakan manusia dari satu wilayah ke wilayah lain, tapi juga ada soal relasi kuasa dan otoritas.

“Secara telaten, penulis terus melakukan pengamatan sejak 1990an dengan analisa mendalam soal fenomena migrasi yang kini telah berkembang begitu kompleks. Suatu yang tidak bisa dilengkapi oleh studi yang tersekat-sekat, namun membutuhkan studi yang melintas batas disiplin ilmunya,” kata Tri.

Tri menambahkan, salah satu aspek yang menonjol dalam buku ini adalah aspek kesejarahan yang tidak banyak dilihat oleh para peneliti demografi sebelumnya. Pembaca akan melihat bagaimana aspek sejarah memberikan nuansa dan menjadi hal yang menentukan di dalam masyarakat yang selalu bergerak. Penulis juga menegaskan adanya proses globalisasi yang perlu menjadi catatan peneliti demografi.

“Misalnya percepatan pergerakan manusia melalui teknologi transportasi, penetrasi pasar dan keuangan serta perubahan cara pandang yang memiliki efek terhadap fenomena penyebaran manusia, diaspora, konflik, dan soal keamanan,” kata Tri lagi.

Sementara itu, Peneliti PSKK UGM, Dr. Setiadi yang juga didaulat menjadi pembahas menyampaikan, melalui buku ini pembaca akan memperoleh pemahaman bahwa migrasi merupakan fenomena yang tidak bisa lepas dari pengaruh faktor-faktor struktural. Oleh karena itu, migrasi juga berpengaruh terhadap tataran struktural baik pada tataran lokal, regional, maupun internasional.

Ada faktor-faktor struktural yang membentuk berbagai pola fenomena migrasi di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pemahaman dialektik ini menempatkan studi migrasi yang dilakukan Riwanto bukan sekedar bagian dari studi demografi ansih, tapi juga berkaitan dengan studi atau analisis politik.

“Dalam buku ini, pembaca juga akan memperoleh pemahaman bahwa migrasi dalam berbagai bentuk memainkan peran krusial bagi adanya perubahan struktur sosial, ekonomi, politik, dan budaya di berbagai macam lokasi migrasi, munculnya penegasan identitas berbasiskan stigma, yakni migran dan non migran yang kini bertransformasi menjadi pendatang dan penduduk asli,” jelas Setiadi. [] Media Center PSKK UGM.