PROFIL PSIKOLOGIS TERORIS DI INDONESIA: Dasar bagi Penerapan Metode Counter-Terrorism

10 September 2009 - 14:15:25 | admin

Jelaslah bahwa terorisme bukan masalah pada level individu semata. Tidak ada seorang individu yang bangun di pagi hari dan memutuskan menjadi teroris. Teroris juga tidak dihasilkan dari proses instan melalui metode pencucian otak yang membangkitkan keberanian dan mengubah seorang anak muda pendiam menjadi pelaku bom bunuh diri yang mematikan dengan motivasi identitas. Sebagai perilaku kelompok, teroris dihasilkan melalui proses transformasi individual yang panjang dalam kondisi lingkungan sosial yang mendukung justifikasi eksternal untuk menjadi teroris. Itulah sebabnya mengapa membunuh pimpinan kelompok teroris tidak otomatis memadamkan ideologi mereka. Selama justifikasi eksternal masih tersedia selama itu pula bahan bakar terorisme masih dapat dikobarkan (Milla, 2009).

Justifikasi eksternal yang dimaksud antara lain adalah masalah-masalah di dalam masyarakat secara luas yang menyinggung ketidakadilan kelompok mereka, tindakan opresif, penganiayaan hingga penyerangan yang dipersepsi kuat ditujukan pada kelompok mereka (Milla, 2009). Terkait dengan kategorisasi kelompok yang mereka lakukan, operasi teroris kemudian sering melintasi batas geografis wilayah negara, maupun identitas ras dan kesukuan. Dengan tujuan perubahan, mereka melihat masalah yang mereka hadapi juga terkait dengan masalah yang berhubungan dalam relasi dunia global.

Justifikasi eksternal tersebut menjadi penting bagi kelompok teroris dalam memutuskan kapan dan dimana aksi teror dieksekusi. Kelompok teroris memiliki cukup kesabaran untuk menunggu melakukan eksekusi serangan teroris dengan mempertimbangkan kesempatan, kemampuan dan dukungan opini yang memberi stempel pengesahan bahwa aksi mereka memang perlu dilakukan. Dengan demikian, mengabaikan kondisi faktor-faktor eksternal sebagai penarik terorisme dalam upaya penanggulangan terorisme seolah mengobati penyakit hanya pada simtomnya saja. Jika demikian, bagaimana mengatasi masalah terorisme di Indonesia? Mungkinkan bara api teror dipadamkan?


*Klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.363 – Mirra Noor Milla | 10 September 2009