CULTURAL QUARTER (?): Suatu Alternatif dalam Strategi Regenerasi Kawasan Perkotaan

31 Mei 2001 - 17:43:43 | admin

Pada perkembangan selanjutnya, globalisasi juga telah membuat kota berusaha memanfaatkan kultur lokal untuk menarik para investor dan professionalis yang bergerak di bidang teknologi tinggi, serta meyakinkan penduduknya dan kelompok entrepreneurs untuk tetap tinggal di kota tersebut (Short & Kim,1999). Proses ini kemudian dikenal sebagai komodifikasi (commodification) yaitu perubahan nilai-nilai kultural yang dimanfaatkan sebagai nilai-nilai ekonomi. Komodifikasi dianggap merupakan suatu cara yang cukup efektif dalam menempatkan suatu kota di dalam peta dunia. Komodifikasi sebagai suatu hasil dari posmodenisme membawa dampak terjadinya restrukturisasi global terhadap hubungan socio-spatial sebagai akibat dari munculnya pola investasi baru, yang kemudian mendorong kecenderungan terjadinya desentralisasi perkotaan meialui pembangunan daerah pusat kota. Posmodernisme mendefinisikan area (space) sebagai sesuatu yang independen dan otonom, dapat dibentuk (shaped) sesuai dengan kepentingan estetik atau prinsip-prinsip tertentu, atau yang dikenal sebagai soft city.

Ada beberapa strategi yang dikenal dalam melakukan regenerasi kawasan perkotaan, antara lain, melalui gentrifikasi (gentrification), revitalisasi, konservasi, dan yang dibahas dalam makalah ini adalah cultural quarter. Pendekatan kultural telah menjadi trend di dunia, terutaina di negara-negara Eropa, untuk membentuk image baru suatu kota di mata dunia. Perkembangan cultural quarter sebagai strategi regenerasi kawasan perkotaan mulai ramai dibicarakan sejak tahun 1990an. Pemikiran untuk menggunakan potensi kultur sebagai industri menjadi cultural quarter muncul melalui proses kreativitas. Kreativitas dalmn konsep perkotaan dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu soft factor yang terdiri dari sejarah kota, sistem nilai, image, dan cara hidup (lifestyle), serta hard factor, yaitu fasilitas kultural (cultural facilities), akses terhadap informasi dan pengetahuan di bidang sosial, kultural, ekonomi, dan pembangunan fisik perkotaan. Dalam studi perkotaan, kota-kota yang berhasil dalam melakukan regenerasi melalui proses kreativitas itu kemudian dikenal sebagai creative city, suatu terminologi yang sangat populer di kalangan praktisi perencanaan perkotaan.

Dalam makalah ini dibahas cultural quarter sebagai suatu alternatif baru dalam strategi regenerasi kawasan perkotaan. Sebagai contoh kasus adalah proyek regenerasi Westergasfabriek (Amsterdam, Belanda), Veemarktkwartier (Tilburg, Belanda), dan Northern Quarter (Manchester, Inggris).


*Klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.301 – Amelia Maika | 31 Mei 2001