
Jakarta, detikHealth – Bagi suatu negara,termasuk Indonesia, angka kelahiran tinggi termasuk masalah penting. Terlebih saat ini Indonesia dikatakan tengah memiliki periode bonus demografi. Oleh sebab itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali akan 'menghidupkan' Program KB.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), BKKBN, Dr Julianto Wicaksono, SpOG, mengatakan bahwa program Keluarga Berencana (KB) dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Periode bonus demografi dapat bermanfaat secara maksimal jika sumber daya manusia yang berada dalam usia produktif berkualitas. Nah, untuk memiliki SDM yang berkualitas perlu disiapkan dari awal mulai dari kehamilan dan kelahiran.
"Dengan KB risiko kematian ibu dan bayi dapat ditekan karena kehamilan yang sedikit. Selain itu wanita dan anak-anak Indonesia juga bisa lebih sehat. Orang tua hanya mengurus dua anak jadi lebih fokus merawat anak terutama pada periode 1.000 hari pertama," ujar dr Julianto, ditemui detikHealth pada acara ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang ke-63 di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Meskipun demikian, dr Julianto mengakui bahwa program KB saat ini tidak bisa saat pertama kali program KB dijalankan pada era orde baru. Alasannya. pada masa orde baru banyak dukungan yang datang.
"Waktu itu dukungan pemerintah kuat, Ketua BKKBN merangkap Menteri Kesehatan. Anggaran kita dulu juga besar, banyak bantuan datang dari lembaga internasional karena waktu itu kita miskin," terang dr Julianto.
Program KB meskipun tidak seperti dulu tetap harus dijalankan, jika tidak penduduk dapat melejit dan semakin menambah beban tanggungan hidup Indonesia.
"Tiap tahun ada sekitar 4,6 juta kelahiran di Indonesia. Dari awal bermula KB hingga tahun 2010 ada sekitar 100 juta penambahan penduduk yang berhasil ditahan. Kalau KB terus berjalan tahun 2015 penduduk Indonesia tidak akan lebih dari 350 juta," tutup dr Julianto.
BKKBN rencananya akan memberikan berbagai pelatihan pada bidan bersama dengan IBI untuk memberikan pelayanan KB yang maksimal dan juga melakukan sertifikasi World Health Organization (WHO) pada pil KB. [] Firdaus Anwar – detikHealth
*Sumber: Detik Health | Foto: Istimewa