Jakarta, detikfinance – Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia melesat 2 kali lipat sejak tahun 1970-an. Data 2014, jumlah penduduk Indonesia 253,60 juta jiwa, sedangkan data 1971 tercapat 119,20 juta jiwa.
"Pertambahan penduduk tahun 1970 hingga sekarang tumbuh 2 kali lipat (100%) bahkan di kota perbandingan bisa capai 6 kali lipat (500%)," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak saat membuka Jambore Sanitasi 2014 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Senin (16/06/2014).
Menurut Hermanto, kondisi pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi masalah bagi pemerintah dalam penyediaan sistem sanitasi (sistem pembuangan air limbah) dan air bersih.
"Bisa kita bayangkan bagaimana tekanan kebutuhan kita pada sarana sanitasi dan air bersih. Kalau kurang hasilnya apa, ya daerah kumuh. Padahal kita ingin masyarakat kita produktif," cetus Hermanto.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan seluruh rakyat Indonesia bisa memiliki akses sanitasi dan air bersih di tahun 2019 mendatang. Hermanto menjelaskan saat ini pemerintah terus melakukan perbaikan serta penyediaan air bersih bagi masyarakat Indonesia.
"Pemerintah Indonesia menargetkan 100% rakyat Indonesia bisa mengakses air minum (bersih) dan sanitasi di tahun 2019. Tentunya ini pekerjaan yang tidak mudah," katanya.
Menurut Hermanto, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 akses sanitasi yang layak baru mencapai 59,7% sedangkan akses air minum baru mencapai 67,7%.
Sedangkan target yang harus dicapai pemerintah sesuai Millenium Development Goals (MDGs) akses sanitasi masyarakat Indonesia di tahun 2015 mencapai 62,41% dan air minum 68,87%.
"Artinya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses air minum dan sanitasi yang layak dan sehat," imbuhnya.
Beberapa kendala yang sulit dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah penyediaan sanitasi dan air minum ke masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah banyak penduduk yang tersebar dan tinggal di Pulau-pulau kecil. [] Wiji Nurhayat (wij/hen)
*Sumber: Detik Finance | Foto: Istimewa