Jakarta, CNN Indonesia — Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa terdapat korelasi antara tingginya angka urbanisasi terhadap kemerataan infrastruktur di Indonesia. Adanya hal ini juga menyebabkan ketidakmerataan proporsi ekonomi antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) total Indonesia.
"Jumlah proporsi penduduk kota terhadap keseluruhan populasi Indonesia mencapai 51,4 persen. Angka ini merupakan angka moderat, namun tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan kita sangat tinggi dimana angkanya mencapai 2,7 persen per tahun," ujar Peneliti LP3E Kadin, Ina Primiana di Jakarta (13/3).
Dia menilai bahwa pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi ini disebabkan oleh urbanisasi yang dipicu oleh banyaknya penduduk miskin di luar pusat pertumbuhan. Menurut penelitian Ina, tingginya penduduk miskin di luar Jawa disebabkan oleh ketidakmerataan infrastruktur penunjang aktifitas ekonomi, sehingga dapat dikatakan penyebab urbanisasi juga berasal dari ketidakmerataan infrastruktur.
"Kita lihat saja data yang ada, proporsi penduduk miskin dan bukan di Indonesia Timur mencapai 23,15 persen, sedangkan di pulau Jawa hanya sebesar 10,35 persen. Hal ini juga sejalan dengan ketimpangan infrastrukturnya, dimana ketimpangan pembangunan antara kawasan barat dengan timur rata-rata mencapai 15 persen," tambahnya.
Adanya hal tersebut juga sejalan dengan kontribusi PDB dari masing-masing daerah di Indonesia. Ia mengatakan bahwa di pulau Jawa, dimana kawasan perkotaannya lebih dominan, menyumbang 57,99 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2013.
"Maka dari itu, diperlukan pembangunan infrastruktur secara cepat dan merata. Karena selain menjadi insentif investasi, namun juga bisa mengurangi angka urbanisasi lebih parah lagi," tutur Ina.
Sebagai informasi, data Price Waterhouse Cooper pada tahun 2014 menunjukkan bahwa angka pertumbuhan populasi urban di Indonesia mencapai 2,7 persen per tahun. Angka ini lebih besar dibanding negara-negara Asean lain seperti Malaysia (2,6 persen), Thailand (1,5 persen), dan Filipina (2,2 persen). [] Galih Gumelar
*Sumber: CNN Indonesia | Photo