Jakarta, CNN Indonesia — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid berpendapat lapangan kerja di Indonesia masih kurang sehingga migrasi tidak terhindarkan.
"Migrasi akan terus terjadi karena masih ada ketimpangan antara pencari kerja dengan ketersediaan lapangan kerja," kata Nusron dalam diskusi yang diadakan Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Jakarta Selatan, Minggu (8/3).
Lebih lanjut, Nusron menjelaskan ada 1,3 juta orang yang tidak terserap dalam dunia kerja. "Ada 2,8 juta angkatan kerja di Indonesia, namun permintaan dari lapangan kerja hanya 1,5 juta," ucapnya.
Oleh karena itu, migrasi menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. "Sederhananya, dari desa ke kota. Lalu, ada migrasi dari kota kecil ke kota besar. Kalau masih tidak menampung juga, perginya ke luar negeri," katanya.
Apalagi, kata Nusron, negara lain menawarkan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan Indonesia. "Gaji pekerja rumah tangga di Indonesia maksimal rata-rata Rp 1 juta, sedangkan di Hong Kong bisa sampai Rp 6 juta," katanya.
Untuk dapat menghilangkan tren migrasi, Nusron berpendapat pertumbuhan ekonomi harus mencapai 11 persen. "Sekarang ini baru 6 persen, di mana satu persen pertumbuhan ekonomi hanya bisa menyerap 250 ribu orang," katanya.
Presiden Joko Widodo juga diminta untuk dapat memastikan migrasi berlangsung aman dan murah. "Indonesia merupakan salah satu negara yang migrasinya tidak aman dan mahal. Masih banyak calo yang memakan uang Tenaga Kerja Indonesia," katanya.
Untuk mencegah praktik percaloan tersebut, Nusron menyarankan adanya layanan satu pintu. "Selama ini, TKI harus melalui prosedur yang panjang sampai harus ke 22 loket. Seharusnya, prosesnya bisa lebih sederhana," katanya menyarankan. [] Yohannie Linggasari, (ded/ded)
*Sumber: CNN Indonesia | Photo Nusron Wahid/detik.com