BRUSSELS, SENIN — Uni Eropa siap melancarkan misi angkatan laut dengan menempatkan kapal perang dan penjagaan di lepas pantai Libya. Tujuan misi ini adalah menangkap penyelundup manusia dan memusnahkan kapal-kapal mereka, untuk mencegah lonjakan manusia yang mengalir dari Afrika utara ke Eropa.
Wakil Presiden Komisi Eropa yang juga Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini, di Brussels, Senin (18/5), mengatakan, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan UE sepakat mendorong PBB mengambil keputusan soal ini.
Mogherini mengatakan, pusat operasi akan mengambil tempat di Libya, tempat asal kekisruhan politik dan ancaman militan selama ini. Jika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui rencana UE ini, operasi akan dilaksanakan mulai Juni.
Operasi angkatan laut, sebagaimana disebutkan Mogherini, merupakan bagian rencana perluasan cetak biru UE untuk bekerja sama dengan negara-negara asal, mencegah gelombang masuknya imigran ke Eropa. Rencana yang mulai dibicarakan pekan lalu, antara lain juga mendiskusikan kemungkinan berbagi kuota antarnegara UE.
Tekanan untuk melakukan tindakan dengan segera dipicu oleh peristiwa tragis yang menimpa kapal pengangkut imigran yang terbalik. Sedikitnya 800 orang tewas dalam insiden itu.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mendesak Eropa untuk mengambil langkah tersebut karena para militan sangat mungkin bercampur dengan para imigran.
Eropa tahun ini kebanjiran imigran yang masuk lewat laut Tengah, menggunakan kapal yang tak jarang sangat sederhana. Tercatat sejumlah 51.000 orang mengadu nasib, 30.500 orang di antaranya datang ke Eropa melalui Italia. Menurut Badan Pengungsi PBB, 1.800 orang tenggelam dalam upaya mencapai tujuan sejak Januari.
Dalam strategi baru UE, Komisi Eropa, pekan lalu, menyatakan akan menampung 20.000 pengungsi dalam dua tahun. Rencana ini merupakan respons atas perkiraan akan adanya 600.000 pengungsi di UE pada 2014.
Dalam pertemuan darurat di Brussels, bulan lalu, para pemimpin UE sepakat untuk "mengidentifikasi, menangkap, dan menghancurkan kapal sebelum mereka menggunakannya untuk menyelundupkan manusia."
Mogherini kemudian terbang ke New York untuk mencari dukungan resolusi draf yang dirancang Inggris, Perancis, Lituania, dan Spanyol di bawah Bab 7 Piagam PBB. Bab tersebut memberikan kemungkinan penggunaan pasukan untuk menjaga keamanan dan perdamaian internasional. (AFP/REUTERS/RET)
*Sumber: Harian Kompas, 19 Mei 2015 | Photo imigran Afrika Utara/npr.org