Yogyakarta, PSKK UGM — Bertempat di Ruang Pertemuan I, Gedung Masri Singarimbun, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat melakukan kunjungan ke Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Selasa (16/6) siang. Hadir Kepala BKKBN Pusat, Dr. Surya Chandra Surapatty, MPH., Ph.D. dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Dra. Hitima Wardhani, MPH. beserta jajarannya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala PSKK UGM, Dr. soc. pol. Agus Heruanto Hadna menyampaikan dua peluang kerjasama dengan BKKBN. Pertama, rencana pembangunan laboratorium dan pusat data kependudukan nasional yang dinamakan Indonesia Population Expo Center (IPEC). Harapannya, laboratorium ini memiliki data-data kependudukan setiap provinsi di Indonesia. Tak hanya data tentang fertilitas, mortalitas maupun mobilitas penduduk, melainkan juga dilengkapi dengan data kependudukan yang dilihat dari perspektif lainnya.
Selama ini ada begitu banyak data yang tersebar baik di Badan Pusat Statistik, kementerian-kementerian juga dengan beragam versi. Ke depan, akan ada rujukan pusat data yang terpadu atau terintegrasi.
“Semoga PSKK UGM dan BKKBN Pusat bisa saling mendukung dalam membangun pusat data yang lengkap mengenai kependudukan Indonesia. Siapa saja baik pemerintah, akademisi, peneliti maupun mahasiswa yang mencari data kependudukan bisa datang dan belajar di tempat ini,” kata Hadna.
Kedua, pengembangan pusat-pusat studi kependudukan di seluruh Indonesia. Sudah sekian lama isu-isu kependudukan terpinggirkan dalam ranah kebijakan pemerintah. Sempat ramai diperbincangkan bahkan hendak dibuatkan kementerian tersendiri, namun isu kependudukan belum benar-benar terintegrasi dengan desain pembangunan manusia Indonesia. Padahal, di tingkat internasional, pembangunan berwawasan kependudukan (people centered development) telah menjadi dasar pembangunan di semua negara di dunia.
Menurut Hadna, keberadaan pusat-pusat studi kependudukan ini bisa menjadi salah satu strategi bersama untuk mendorong kembali isu-isu kependudukan baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Untuk itu, PSKK UGM menyatakan diri siap untuk menjadi host atau tuan rumah dalam menyelenggarakan berbagai acara seperti seminar, workshop maupun pelatihan dalam rangka mendorong program ini.
Jauh sebelumnya, PSKK UGM pernah menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Asia Pasific Migration Research Network (APMRN). Lokakarya nasional ini melibatkan 47 peserta dari berbagai universitas dan instansi pemerintah yang tertarik dengan isu migrasi internasional dan mobilitas tenaga kerja. Adapun pusat dari jaringan nasional ini berada di Yogyakarta dan di bawah pengelolaan PSKK.
Selain itu, ada pula penyelenggaraan Kongres Nasional Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) pada 1990. Selain sebagai salah satu pendiri HIPIIS, PSKK UGM juga mendorong kerja sama dengan UGM Press untuk menerbitkan buku berjudul “Membangun Martabat Manusia”. Tak hanya itu, para peneliti PSKK UGM juga aktif dalam lembaga kependudukan lain seperti Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi (IPADI) dan Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan atau biasa disebut Koalisi Kependudukan.
Sementara itu, Surya mengapresiasi peluang-peluang kerjasama dengan PSKK UGM. Baginya, kunjungan kali ini bukan semata-mata silahturahmi atau bertemu dengan rekan-rekan lama yang juga memiliki perhatian terhadap isu kependudukan dan KB. Ke depan, dia pun berharap PSKK UGM bisa menjadi mitra yang memberikan kritik, utamanya saran dalam menghadapi tantangan kependudukan.
“Ini tantangan besar. Bagaimana mewujudkan agenda Nawa Cita, yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. BKKBN adalah salah satu lembaga yang akan bicara revolusi mental berbasis keluarga. Tanpa perubahan mental dari negatif ke positif, tidak akan kualitas manusia terbentuk baik,” jelas Surya. [] Media Center PSKK UGM.