SEMARANG, suaramerdeka.com — Pemerintah Indonesia mempunyai target di tahun 2022 akan bebas pekerja anak. Hal tersebut disampaikan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri saat memberikan paket peralatan sekolah dan uang saku kepada pekerja anak penerima manfaat Program Pengurangan Pekerja Anak guna mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 di Convention hall Masjid Agung Jawa Tengah, Jumat (31/7).
Menurutnya data pekerja anak di Indonesia masih cukup banyak. Diperkirakan ada 400.000 yang masuk ke dunia kerja. Dari 400.000 itu kemampuan Kementerian Tenaga Kerja pertahunnya hanya 15.000 sampai 16.000 untuk menarik ke dunia sekolah.
“Dengan adanya bantuan ini, Saya berharap anak-anak bisa melakukan penyesuaian untuk masuk ke sekolah. Pasti ada masa transisi dimana anak-anak kita tarik dari dunia kerja untuk masuk ke sekolah sehingga ada problem-problem psikologis yang akan dilakukan pendampingan di shelter selama empat bulan,” katanya.
Banyaknya pekerja anak, lanjut Hanif sebagian besar karena persoalan ekonomi. Di keluarga banyak anak terpaksa membantu orangtuanya masuk ke dunia kerja. Menurutnya tugas anak-anak hanya dua yakni belajar dan bermain.
“Kekurangan tidak boleh membuat kita putus asa, berhenti berbuat sesuatu dan kekurangan harus mendorong kita untuk mempunyai mimpi besar karena anak-anak mempunyai hak untuk hidup, bertumbuh dengan baik, dan hak berkembang,” jelasnya.
Indonesia akan masuk ke fase dimana jumlah usia produktif dimasa 20-30 tahun mendatang mendominasi jumlah penduduk Indonesia. Jika sekarang jumlah usia produktif hanya 30 persen, tapi 20-30 tahun mendatang akan mencapai 70 persen. ”Kalau tidak dikelola dengan baik bisa menjadi bencana baik berupa pengangguran keterbelakangan dan kriminalitas,” pungkasnya. [] (Cun Cahya/CN38/SM Netwrok)
*Sumber: Suara Merdeka | Photo Kampanye Stop Pekerja Anak/Aktual.com