Dalam sebuah rumah, perlu adanya ruang bersama atau memfungsikan ruang yang ada sebagai ruang bersama. Misalnya, ruang nonton televisi, ruang santai atau bahkan ruang makan. Namun, ruangan tersebut juga tidak hanya semata harus ada, namun difungsikan untuk menjalin kedekatan seluruh anggota keluarga.
Dosen Fakultas Psikologi serta Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Prof. Dr. Faturochman mengatakan, kebersamaan dalam keluarga bisa tercapai jika ada kedekatan. Kedekatan diartikan tidak hanya dalam artian fisik semata, melainkan juga kedekatan psikologis dan sosial.
“Jika satu rumah, kedekatan fisik sudah pasti ada, sering bertemu, dan sebagainya. Namun, belum tentu intensitas pertemuan menguatkan kedekatan psikolosi dan sosial,” ujarnya.
Dalam membangun kedekatan sosial, maka ruang kebersamaan dalam sebuah rumah itu perlu. Hanya saja, harus benar-benar difungsikan. Jangan sampai ayah, ibu, dan anak berada di ruang yang sama namun tidak saling berkomunikasi. Masing-masing sibuk dengan diri sendiri, gadget ataupun televisi.
Jikalau tidak ada ruang khusus, kedekatan bisa dihidupkan dengan cara lain. Misalnya, makan bersama. Di situ sangat memungkinkan terjalin kedekatan fisik, sosial, sekaligus psikologi. “Misalnya saat ibu minta tolong dipijat anaknya, ini momen baik untuk komunikasi malah bisa jadi ajang curhat,” ujarnya.
Namun, dirinya mengatakan, berbeda halnya jika keluarga tinggal terpisah. Misalkan, anak kuliah di luar kota atau ayah bekerja di daerah lain. Untuk membangun kedekatan hubungan jarak jauh, perlu adanya suplemen lain yang melekatkan secara psikologis. Misalnya, doa dan komunikasi lain seperti SMS, email, dan telepon.
“Sebenarnya keluarga yang teprisah jarak juga bisa mendekatkan diri dengan memanfaatkan teknologi. Misal, facebook, anak dan ayah bisa saling komentar foto, secara tidak langsung kedekatan psikologi terbangun,” paparnya.
Dirinya mengatakan, adanya teknologi seperti twitter, facebook, chat bisa dimanfaatkan untuk mendukung terciptanya kedekatan keluarga. Apalagi mereka yang berada berjauhan. Intensitas komunikasi dengan memanfaatkan teknologi juga bisa membangun kedekatan psikologi, meski secara fisik berjauhan.
Dengan kedekatan yang kuat antara orang tua dan anak, sangat memberikan pengaruh positif bagi tumbuh kembang anak. Apalagi bentuk dukungan yang dibeirkan serta adanya komunikasi dua arah.
“Dukungan orang tua jadi nomor satu bagi kebahagiaan dan kesuksesan anak. Penelitian yang ada, di atas 60 persen mengatakan, kebahagiaan karena dukungan dari orang tua,” papar Fatur.
Kedekatan antara orang tua dan anak bisa dibangun sejak dini. Misal saat anak masih dalam kandungan ibu hingga awal pertama anak lahir ke dunia.
“Orang tua yang membisikkan sesuatu pada anak saat lahir, hubungan mereka jadi akrab dan baik. Ini terlepas dari soal agama, sebab memang sudah ada buktinya,” ujar Fatur. [] (dya/ila/nn)
*Sumber: Harian Jawa Pos, 25 Mei 2014 | Ilustrasi