Yogyakarta, PSKK UGM – Earth is a watery place, bumi adalah tempat berair. Setidaknya 71 persen wilayah bumi merupakan wilayah yang tertutup oleh air. Ada sekitar 332.500.000 km kubik (1.386 kubik) air yang tersedia di bumi dan 96,5 persen di antaranya berada di lautan. Sisanya berada di sungai, danau, bendungan, kolam, dan wilayah perairan lainnya.
Pasokan air terkesan melimpah padahal tidak demikian. Beberapa tahun belakangan, sejumlah kasus krisis air bersih mencuat sebagai isu krusial dunia. Pasokan air bersih sesungguhnya sangat terbatas sementara kebutuhan manusia terhadap air begitu tinggi. Di Indonesia, akses terhadap air bersih juga menjadi salah satu persoalan pembangunan. Kurang dari 50 persen rumah tangga yang mampu memiliki akses tersebut.
Isu mengenai kebutuhan air masyarakat juga menjadi perhatian utama bagi ExxonMobil, perusahaan pengeksplor sumber daya minyak dan gas. Bagi ExxonMobil, operasional perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di sekitar. Perusahaan perlu untuk aktif berkontribusi bagi kehidupan masyarakat terutama yang berada di wilayah sekitar proyek Blok Cepu.
“Wilayah Mobil Cepu Ltd (MCL), anak perusahaan ExxonMobil berada di wilayah Blora, Tuban, dan Bojonegoro. Secara geografis wilayah di sana didominasi oleh daerah berkarakter kapur sehingga untuk mendapatkan air bersih memang sulit. Exxon lalu berkomitmen untuk memberikan bantuan lewat program CSR ke tiga wilayah tersebut, yakni dengan menjamin keberlanjutan pasokan air baku bagi masyarakat. Terkait hal itu pula, mereka meminta untuk melakukan studi awal, atau desk research,” ujar Listya Endang Artiani, M.Si., Peneliti Lepas Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Studi ini merupakan kajian awal untuk melihat ekspektasi kebutuhan air baku masyarakat di Blok Cepu, yakni di Bojonegoro, dan Tuban. Selain itu, studi yang berlangsung selama dua bulan ini bertujuan untuk memperoleh beberapa pilihan atau opsi teknis penyediaan air baku, peruntukan, cakupan, serta implikasinya bagi masyarakat. “Nah, hasil studi tersebut kita sampaikan kepada mereka. Jadi sebenarnya studi ini belum sampai pada rekomendasi melainkan baru pada pilihan atau opsi apa saja yang memungkinkan untuk dilakukan ExxonMobil dalam upaya menyediakan air baku secara berkelanjutan bagi masyarakat di sekitarnya,” jelas Listya.
Secara umum penyediaan air dapat dikelompokkan menjadi empat. Pertama, pembuatan embung. Di wilayah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro banyak dijumpai lembah yang secara topografi dapat dilakukan pembuatan embung. Embung ini dapat berfungsi untuk menampung air hujan sehingga bisa dimanfaatkan bahkan di saat musim kemarau melanda. Meski demikian, menurut kondisi geologi, wilayah ini didominasi oleh batu gamping yang tidak mampu menangkap air hujan. Oleh karena itu, alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan membuat embung geomembrane (pelapis anti bocor).
Kedua, membuat sumur artesis atau sumur bor atau sumur dalam (deep well). Meski begitu, diperlukan survei geologi, hidrogeologi, serta geofisika secara lebih detil dalam menentukan titik bor yang potensial. Ketiga, pemurnian air laut, yakni memisahkan garam dari air laut sehingga dapat diperoleh air tawar. Proses ini juga dikenal dengan sebutan desalinasi. Pilihan ketiga ini merupakan teknologi penyediaan air bersih yang modern. Tak heran, konsekuensinya adalah pada biaya tinggi serta kemampuan sumber daya manusia yang ahli pada bidang tersebut. Keempat, reserve osmosis, yakni teknologi filtrasi yang dapat dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Selain itu, pemeliharaan alatnya cukup sederhana sehingga dapat melibatkan masyarakat setempat.
“Desk research yang kita lakukan fokus pada sisi demand atau seberapa besar kebutuhan air baku masyarakat. Untuk wilayah Bojonegoro dan Tuban memang belum ada penelitian seperti ini. Kebanyakan menyoroti tentang potensi air tanah, potensi air yang sumbernya tadah hujan, belum sampai pada berapa kubik per tahun kebutuhan air untuk sektor pertanian, untuk rumah tangga, untuk industri. Sisi demand inilah yang menjadi keunggulan desk research kita,” ujar Listya lagi. [] Media Center PSKK UGM