Yogyakarta, PSKK UGM – Isu kependudukan akan kembali menjadi sentra dalam penyusunan rencana serta program-program pembangunan nasional. Sejalan dengan itu, pemerintah baik di level provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan otoritasnya dalam mengembangkan kebijakan dan program, juga perlu menempatkan kependudukan sebagai poros utama perencanaan pembangunan.
Meski begitu, perlu diakui bahwa belum semua pemerintah daerah memiliki kapabilitas dalam mengintegrasikan aspek-aspek kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan. Usaha untuk memperkuat kapabilitas dan kapasitas pemerintah kemudian menjadi hal yang tidak terelakkan.
Melihat kondisi tersebut, pusat-pusat studi kependudukan sebetulnya bisa memainkan peran sebagai mitra bagi pemerintah daerah. Dia bisa menjadi think tank yang melatih pemerintah daerah dalam menangani isu-isu kependudukan dan pembangunan. Kerja sama bisa dilakukan dengan memberikan data dan informasi kependudukan, hingga membangun kebijakan dan program berbasis data kependudukan.
Senin (14/4), bertempat di Ruang Langen Gito, Hotel Jogjakarta Plaza Hotel, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Lembaga PBB untuk Kependudukan (UNFPA), dan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM mengadakan pertemuan yang membahas tentang Capacity Assessment of the Population Policy Research Center UGM. Dalam pertemuan tersebut, Prof. Gavin W Jones selaku konsultan internasional menyampaikan hasil penilaian kapasitas PSKK UGM yang sudah dilakukannya sejak Jumat, pekan lalu.
“Satu setengah tahun yang lalu saya melakukan assessment terhadap Lembaga Demografi FE UI. Tahun ini saya ditugaskan kembali untuk melakukan penilaian terhadap PSKK UGM. Hal ini karena UNFPA dan BKKBN menganggap PSKK UGM adalah salah satu lembaga yang unggul di Indonesia sebagai tempat latihan dan penelitian di bidang kependudukan,” ujar Jones yang juga research leader dari Asia Research Institute, National University of Singapore.
Selama melakukan penilaian kapasitas, Jones mengatakan, dia memiliki kesan positif terhadap profil PSKK UGM. Bagaimana dinamika kegiatan lembaga berjalan, aktivitas riset, pelatihan, administrasi, fasilitas, hingga profil para staf. Dia bahkan menekankan kesan positifnya terhadap semangat serta suasana kerja yang terbangun di PSKK UGM.
“Saya kira ini sejak masa Pak Masri Singarimbun, isu kependudukan kerap dikaitkan dengan bidang yang lebih luas seperti pembangunan manusia, kemiskinan, kesehatan masyarakat, gender, lingkungan, dan lain sebagainya. Saya pikir ini adalah kekuatan sekaligus kelebihan dari lembaga ini,” ujar Jones lagi.
Kepala PSKK UGM, Dr. Agus Heruanto Hadna dalam kesempatan yang sama mengatakan harapannya agar PSKK UGM bisa menjadi "center of excellence" dalam usaha atau perjuangan menjadikan kependudukan sebagai poros utama pembangunan nasional. Ke depan, lembaga juga tak hanya mampu menjadi mitra pemerintah tetapi juga bisa memberikan dukungan serta bantuan kepada pusat-pusat studi kependudukan lainnya di seluruh Indonesia.
Hadna mengatakan kembali, apa yang disampikan oleh Jones tentu akan menjadi masukan atau input yang sangat berharga bagi pengembangan kapasitas lembaga. Ada beberapa rekomendasi yang diberikan, salah satunya adalah mendatangkan ahli demografi dari beberapa universitas terkemuka seperti di Amerika Serikat untuk memberikan pelatihan bagi para staf peneliti di PSKK UGM. Selanjutnya, ilmu tersebut bisa kembali diturunkan kepada para pemerintah daerah maupun pusat-pusat studi kependudukan lainnya.
Selain jajaran pimpinan dan staf PSKK UGM, hadir pula staf dari Deputi Latihan dan Pengembangan (Latbang) BKKBN, yakni Drs. Doddy Hidayat Gandakusumah, serta Muhammad Dawam, MPA. [] Media Center PSKK UGM