Program Keluarga Berencana atau KB yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia sejak Pelita I, yang kemudian berubah menjadi Gerakan KB Nasional pada Pelita V adalah upaya serius pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Esai & OpiniMedia Tuesday, 17 February 2015
Program Keluarga Berencana atau KB yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia sejak Pelita I, yang kemudian berubah menjadi Gerakan KB Nasional pada Pelita V adalah upaya serius pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Media Tuesday, 17 February 2015
Jakarta, Berita Satu — Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rieke Diah Pitaloka mengkritisi lelang jabatan kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes).
Media Monday, 16 February 2015
Yogyakarta, PSKK UGM — Ada beberapa persoalan yang menjadi sorotan masyarakat Kota Yogyakarta terkait dengan kualitas pelayanan di puskesmas.
Media Monday, 16 February 2015
OELAMASI, KOMPAS — Nusa Tenggara Timur merupakan daerah pengirim tenaga kerja Indonesia terbesar di Indonesia.
Media Saturday, 14 February 2015
JAKARTA, KOMPAS — Politik lokal menjadi salah satu penyebab sulitnya penyelesaian batas antardaerah otonom.
Berita PSKKKegiatanMediaSeminar Friday, 13 February 2015
Yogyakarta, PSKK UGM – Salah satu bentuk pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan menyangkut pelayanan dasar adalah pelayanan kesehatan.
Berita PSKKEventsMediaSeminar Friday, 13 February 2015
Yogyakarta, PSKK UGM – Salah satu bentuk pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan menyangkut pelayanan dasar adalah pelayanan kesehatan.
Esai & OpiniMedia Thursday, 12 February 2015
Refleksi atas paradigma pembangunan dimulai dari isu dominan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator dasar keberhasilan pembangunan hingga dasawarsa 1970an, kemudian bergeser kepada paradigma pemenuhan kebutuhan dasar untuk hidup layak.
Media Wednesday, 11 February 2015
JAKARTA, KOMPAS — Angka penularan human immunodeficiency virus di kalangan remaja terus bertambah.
Media Tuesday, 10 February 2015
Jogja (Antara Jogja) – Tenaga medis diharapkan turut berperan menghentikan praktik sunat perempuan, kata peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Basilica Dyah Putranti.
"Sebagai garis terdepan dalam memberikan layanan kesehatan, tenaga medis diharapkan turut mensosialisasikan tentang bahaya komplikasi kesehatan akibat praktik sunat atau perlukaan pada area sensitif perempuan tersebut," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, laporan UNICEF pada 2013 menyebutkan ada sekitar tiga juta anak perempuan yang mengalami praktik sunat setiap tahunnya.
"Bermacam konsekuensi berbahaya dari praktik itu juga dipahami bahkan disaksikan sendiri oleh tenaga medis mulai dari pendarahan, infeksi luka, kematian hingga beban psikologis seperti trauma yang bahkan berlangsung seumur hidup," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dukungan dari tenaga medis menjadi sangat penting.