
Yogyakarta – Kabupaten Ponorogo diterjang bencana alam banjir pada penghujung tahun 2024. Menurut Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko banjir yang terjadi di Ponorogo pada 16 Desember lalu merendam tujuh kecamatan yakni Sawoo, Sambit, Jetis, Siman, Mlarak, Balong, dan Ponorogo.
Turut peduli atas kejadian bencana banjir di Ponorogo, Kepala PSKK UGM, Dr. Agus Joko Pitoyo berkunjung langsung ke sejumlah lokasi bencana untuk melihat dan mengevaluasi proses mitigasi di lapangan.
“Kabupaten Ponorogo selalu memiliki tempat istimewa di PSKK UGM. Hubungan baik yang telah terjalin selama lebih dari 25 tahun membuat kami (PSKK) merasa sebagai bagian dari perjalanan Kabupaten Ponorogo. Dalam momen penuh keprihatinan ini, PSKK UGM berdiri bersama masyarakat Ponorogo, siap memberikan dukungan sesuai dengan kapasitas kami,” ujar Dr. Agus Joko Pitoyo.
Selain itu, Kepala PSKK UGM juga menyampaikan bahwa banjir ini tidak hanya membawa dampak pada kerusakan fisik, tetapi juga menciptakan tantangan pada ekonomi dan demografi yang kompleks.
“Banjir ini tidak hanya membawa dampak pada kerusakan fisik, tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat, perekonomian, dan kesejahteraan warga. Oleh karena itu diperlukan pendekatan mitigasi dan adaptasi yang melibatkan perencanaan kependudukan yang holistik,” papar Kepala PSKK UGM.
Drilansir Tempo, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyampaikan bahwa banjir di Ponorogo ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi selama dua hari sehingga membuat sejumlah tanggul sungai jebol.
“Hujan turun sejak kemarin (Minggu 15 Desember) siang tidak berhenti, daya tampung di sungai tidak muat dan tanggul jebol di mana-mana,” ujar Sugiri sebagaimana dikutip dari Tempo pada 22 Desember 2024.
Menurut Sugiri, kedalaman air bervariasi antara 30cm hingga 150 cm. Masih mengutip Tempo, tingginya luapan air di permukiman mengakibatkan dua warga Desa Jabung, Kecamatan Mlarak tewas karena terseret arus.
Menanggapi hal ini, Kepala PSKK UGM menyampaikan belasungkawa dan turut menyampaikan doa dan solidaritas bagi seluruh warga yang terdampak.
“Dalam momen penuh keprihatinan ini, PSKK UGM berdiri bersama masyarakat Ponorogo, PSKK siap memberikan dukungan sesuai dengan kapasitas kami,” ujar Dr. Agus Joko Pitoyo.

PSKK UGM sendiri telah melakukan banyak riset terkait kependudukan dan kebijakan di Ponorogo selama lebih dari 25 tahun belakangan. Penelitian PSKK mencakup migrasi penduduk, Pekerja Migran Indonesia (PMI), kemiskinan, Selain itu, PSKK juga aktif melakukan pengamdian masyarakat di Ponorogo dengan melakukan sejumlah pelatihan dan pendampingan masyarakat.
PSKK UGM juga menjadi pelopor pertama dalam penerjunan mahasiswa KKN UGM di Ponorogo, khususnya di desa wisata Ngebel. PSKK UGM bertekad mendukung peningkatakan ekonomi masyarakat Desa Ngebel melalui program Ekowisata.