REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan peningkatan produksi pangan di Indonesia tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk penduduk yang ada sehingga perlu dicarikan trobosan jika menginginkan kebutuhan pangan bisa dipenuhi sendiri.
Rusman Heriawan pada Pertemuan Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) XII di Gedung Grahawisata Niaga Solo, Selasa, mengatakan, produksi beras di dalam negeri pada 2013 sebesar 41 juta ton dan naik 10 juta ton, sementara untuk jagung juga mengalami peningkatan dua persen, begitu pula untuk daging mencapai lima persen.
Namun, kata dia, kenaikan itu tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk yang ada. "Jumlah penduduk Indonesia sekarang mencapai 252 juta jiwa dan untuk pertumbuhannya mencapai 1,4 persen per tahun. Jadi setiap tahunnya ada manusia baru sebanyak 3,5 juta jiwa," katanya.
Wakil Menteri Pertanian mengatakan sementara ini mengenai masalah kepemilikan lahan pertanian juga tidak bertambah, tetapi justru sebaliknya berkurang yaitu rata-rata antara 2000-3000 meter persegi per orang, dan ini belum lahan di pertanian di Jawa juga semakin tidak subur karena terus-menerus ditanami.
Ia mengatakan permasalah-permasalah di hadapan ini perlu terus dicarikan solusinya, apabila menginginkan kembali swasembada beras. Tanaman padi yang mengalami puso terbesar diakibatkan karena banjir, kekeringan dan baru karena masalah hama.
Dikatakan tanaman pangan yang puso karena terkena hama di Indonesia itu sangat kecil, hal ini menandakan dari tenaga penyuluh lapangan sangat baik dan tenaga ini perlu terus di perhatikan dan bila perlu ditambah jumlahnya.
Menyinggung untuk menghadapai masyarakat ekonomi ASEAN yang akan mulai 2015, Rusman Heriawan mengatakan, memang di suatu negara tidak mungkin kebutuhan hidup semuanya dipenuhi sendiri dan pasti ada yang di datangkan dari luar, tetapi itu tidak masalah asalkan ekspornya juga besar.
Produksi tanaman buah asal Indonesia sekarang ini sudah tersebar di berbagai negara, hanya yang jadi masalah sekarang ini adanya hama lalat buah dan ini perlu dipikirkan untuk mengatasinya. Pertemuan ini diikuti oleh 1.300 peserta mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. []
*Sumber: Republika | Foto: Antara Sumbar