Jogja (Antara Jogja) – Pemerintah diharapkan menyediakan lapangan kerja sebanyak dua juta per tahun untuk menekan potensi kenaikan angka pengangguran terbuka,” kata pakar kependudukan Universitas Gadjah Mada, Sukamdi.
“Setiap tahun terjadi penambahan angkatan kerja baru sekitar dua juta orang. Pemerintah dituntut agar mampu menciptakan kesempatan kerja sebanyak penambahan angka tersebut, bahkan lebih agar angka pengangguran terbuka tidak naik,” kata Sukamdi di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan jumlah pengangguran terbuka hingga Februari 2014 mencapai 7,15 juta dari angkatan kerja sebanyak 125 juta orang.
Sementara itu, menurut dia, angka pengangguran juga berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Satu persen pertumbuhan ekonomi, mampu menciptakan 200 hingga 250 ribu kesempatan kerja baru. Sehingga apabila terdapat angkatan kerja baru dua juta orang, maka diperlukan 10 persen pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi kita saat ini kira-kira lima persen. Tak heran, pasti akan terjadi penambahan jumlah pengangguran terbuka,” katanya.
Selain itu, kata dia, pekerja kategori “under unemployment” atau setengah menganggur di Indonesia saat ini berjumlah mencapai sekitar 37 juta orang.
Ia mengatakan ketenagakerjaan merupakan salah satu tantangan yang perlu dihadapi dalam memanfaatkan munculnya bonus demografi di Indonesia.
Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki bonus demografi yang akan terus meningkat hingga mencapai puncak pada 2035, dimana jumlah penduduk diperkirakan mencapai 305,6 juta jiwa.
“Setelah 2035, jumlah lansia atau penduduk tak produktif akan menggelembung sehingga sebetulnya sekarang kesempatan pemerintah untuk secara besar-besaran memanfaatkan bonus demografi,” katanya. [] Luqman Hakim
*Sumber: ANTARA Yogyakarta | Foto: Republika