JAKARTA, Sindo Radio – Jumlah anak usia lima tahun (balita) dan anak di Indonesia saat ini mencapai 47,3 juta jiwa. Jumlah yang banyak ini menjadi tantangan untuk meningkatkan kualitas anak dan di sisi lain anak menjadi potensi sumberdaya sebagai generasi unggul. Untuk itu, perlu menjadi perhatian semua pihak dalam mencetak generasi unggul tersebut.
“Untuk mencetak generasi unggul perlu pelayanan kebutuhan esensial anak yang dilakukan secara utuh termasuk kebutuhan perawatan dan pengasuhannya. Kondisi yang diharapkan adalah tercipta anak yang sehat dan cerdas menuju keluarga berkualitas,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof dr Fasli Jalal, PhD, SpGK di Jakarta, Rabu (6/8) menjelang Konferensi Pereca (Pacific Early Childhood Education Research Association) yang akan digelar di Bali.
Fasli Jalal selaku Ketua Perece (Konferensi Pendidikan Anak Usia Dini) ke-15 ini, menilai pendidikan usia dini memegang peranan penting dalam mencetak generasi unggul. Saat ini, anak-anak usia 0 hingga 3 tahun diharapkan mendapat pelayanan di keluarga dan Posyandu. Kini sudah ada sekitar 200.000 Posyandu.
“Posyandu sudah banyak yang melayani secara holistik integratif, balita yang tidak mempunyai akses sekolah di playgroup yang mahal atau yang ada di pedesaan, bisa dilayani di Posyandu yang sudah terintegratif. Untuk anak usia 3 hingga 6 tahun sudah 60 persen mengakses PAUD. Tahun 2015 seharusnya bisa mencapai 70 persen,” kata Fasli.
Berbagai topik soal pendidikan anak usia dini akan dibahas dalam Konferensi Pereca bertema “hidup rukun melalui pendidikan anak usia dini dan perawatan” ini. Konferensi akan digelar di Grand Inna Bali, pada 8 hingga 10 Agustus 2014 dan diikuti sekitar 500 peserta yang terdiri dari para pemerhati bidang pendidikan anak usia dini. “Para peneliti dan pemerhati pendidikan ini akan saling berbagi ilmu dan pengetahuan terbaru dari hasil penelitian dalam dunia pendidikan anak usia dini,” ujarnya.
Para pemerhati dan peneliti tersebut berasal dari berbagai negara, antara lain, Indonesia, Jepang. Malaysia, Singapura, Thailand, Korea, Taiwan, Hongkong, China, Australia, New Zealand, USA, Inggris, Canada, Sri Lanka, India, Mongolia, Timor Leste, dan Filipina. Hal ini menjadi kesempatan besar bagi para pendidik PAUD untuk mentransfer pengetahuan dan ilmu yang mereka miliki, khususnya bagi pendidik anak usia dini di Indonesia.
Rencananya peneliti dari Indonesia Gusnawirta akan mempresentasikan penelitiannya tentang Mother's The Savior of The Nation. Dalam penelitiannya, seorang ibu merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, sekaligus sebagai role model bagi perilaku anak. Ibu juga berperan penting dalam memberikan stimulasi untuk kecerdasan otak anak, memberikan nutrisi yang tepat, lingkungan yang nyaman, perhatian, kasih sayang, dan mencontohkan perilaku yang baik bagi anak.
Dalam mendukung peran ibu untuk mendidik anak, peran seorang ayah juga menjadi penting untuk membentuk perilaku anak. Dukungan penuh dari ayah dan ibu akan membentuk perilaku positif dalam diri anak. Anak yang distimulasi dengan dukungan positif dari keluarganya, akan membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. (ANP)
*Sumber: Sindo Radio | Foto: Istimewa