Sistem pensiun tertekan akibat meningkatnya jumlah manula dan rendahnya angka kelahiran, karena populasi angkatan kerja harus menanggung pensiunan.
VOA Indonesia – Proporsi pria Jepang berusia 20an yang ingin menikah telah menurun, dengan banyak dari mereka beralasan karena pendapatan mereka tidak memenuhi pengharapan perempuan, menurut sebuah riset.
Dengan menurunnya juga jumlah perempuan yang ingin menikah dan masih relatif jarang anak-anak dilahirkan di luar nikah di Jepang, angka-angka itu berpotensi menghambat kebijakan utama Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mendongkrak angka kelahiran yang rendah di negara itu.
Survei itu menunjukkan bahwa 38,7 persen pria Jepang lajang berusia 20an yang menjadi responden mengatakan mereka ingin menikah secepat mungkin atau ingin menikah pada akhirnya.