Yogyakarta, PSKK UGM – Pusat Studi Kependudukan dan Kebudayaan (PSKK) UGM mengadakan seminar bertajuk Impact of Reproductive Health Policies on Woman’s Health: MDGs and BPJS pada Kamis, 28 November 2019 di Auditorium Prof. Dr. Agus Dwiyanto, PSKK UGM, Jalan Tevesia, Bulaksumur, Yogyakarta.
Prof. Dr. Etsuko Matsuoka, peneliti dari Nara Woman Universitas Jepang yang didapuk sebagai pembicara seminar kali ini menjabarkan beragam hal terkait perubahan budaya proses persalinan di Indonesia dan peran bidan dalam bidang kesehatan reproduksi di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Matsuoka menjelaskan pada pertengahan 1990-an banyak proses kelahiran dibantu dukun bayi. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, para ibu hamil mulai melahirkan dengan bantuan bidan. Selanjutnya, banyak bidan mulai membuka praktik sendiri yang disebut Bidan Praktik Mandiri (BPM).
Kemudian saat tercetus target Milenium Development Goals (MDGs) terkait strategi menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu, bidan mulai mendapat banyak pelatihan khusus untuk memberikan layanan persalinan ideal. Terlepas dari perkembangan tersebut, menurut Matsuoka, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak bidan yang memberi rujukan kepada ibu hamil untuk melahirkan di rumah sakit.
Data Rumah Sakit Sadewa Yogyakarta (2014), misalnya, menunjukkan 54 persen ibu melahirkan secara caesar dan 40 persen dari ibu yang melahirkan di rumah sakit tersebut berasal dari rujukan bidan. Hal ini membuktikan semakin banyak ibu yang melahirkan di rumah sakit daripada melahirkan di BPM.
Untuk proses persalinan di rumah sakit, Matsuoka menjelaskan bahwa asuransi BPJS hanya dapat membayar sekitar 700 ribu rupiah. Jumlah tersebut dinilai tidak cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan persalinan, terlebih jika persalinan dilakukan secara caesar.
Di sisi lain, BPM juga belum memiliki MoU dengan BPJS. Agar pasien dapat menggunakan kartu BPJS saat berobat ke BPM, pihak BPM harus bekerjasama dengan dokter yang membuka praktik mandiri.
“Pertanyaannya, is bidan gaining power or losing power? dan apakah strategi untuk mencapai MDGs 5 dan BPJS berhasil meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan?” tanya Matsuoka yang kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab dan diskusi terbuka dengan para peserta seminar.