YOGYAKARTA – Di awal 2013, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada menggelar seminar bersama Nara Women’s University, Jepang. Seminar bertema Reproduction in Asia: Impacts of Modernization on Local Culture and Women’s Health ini diselenggarakan di University Club Hotel, UGM pada Sabtu dan Minggu, 12 – 13 Januari 2013.
Dampak modernisasi bisa ditemukan dalam banyak aspek, tak terkecuali kesehatan reproduksi. Dalam proses kehamilan misalnya, kini bisa disusun sekian perencanaan. Seseorang bisa memilih metode melahirkan yang akan dijalani, kapan proses persalinan akan dilakukan dan terlebih lagi, seseorang bisa memilih jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Dalam masyarakat kita yang cenderung berorientasi konsumen atau melihat selera pasar, banyak aspek dari reproduksi yang sepertinya tampak memberikan kita pilihan. Padahal, masih ada budaya atau bentuk kearifan lokal serta kebijakan negara tentang kependudukan yang masih cukup berpengaruh atau mengikat.
Modernisasi membuat ilmu kedokteran semakin dekat dengan masyarakat kita. Seseorang bisa mengakses dukungan medis mulai dari awal kehamilan hingga kelahiran. Kesuburan atau fase subur juga bisa dikendalikan. Di tengah situasi tersebut, muncul pertanyaan besar apakah ilmu kedokteran berpengaruh dalam meningkatkan kendali kita atas reproduksi atau hal tersebut justru mengurangi kendali kita dengan berbagai macam bentuk intervensi seperti pilihan operasi caesar saat melahirkan misalnya.
Ada empat topik yang akan dibahas dalam seminar ini. Pertama, tentang dampak modernisasi terhadap budaya atau kearifan lokal. Kedua, pengaruh obat-obatan terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Ketiga, tingkat keterlibatan pemerintah dalam isu reproduksi. Dan keempat, perbandingan pola modernisasi reproduksi di Asia dengan negara-negara barat dan diferensiasinya di dalam masyarakat Asia. Tema reproduksi dipilih karena persoalan tersebut tidak hanya penting bagi kehidupan dan kesehatan perempuan, namun juga bagi pembangunan berkelanjutan setiap bangsa yang peduli pada kualitas SDM yang akan dihasilkan di tengah arus modernisasi dan perilaku terkait reproduksi yang senantiasa berubah.
Issac Tri Oktaviati, selaku koordinator seminar mengatakan, ada sembilan orang yang akan mempresentasikan makalahnya. Lima di antaranya berasal dari Nara Women’s University-Jepang. “Sebuah makalah yang bagus dan bisa merangkum tema seminar kali ini akan dibawakan oleh Etsuko Matsuoka, Profesor & Antropolog dari Nara. Judul makalahnya Modernization of Reproduction in Asia with a Comparative View.”
Nara Women’s University merupakan salah satu universitas nasional Jepang yang terkenal. Kata Issac, seminar ini sesungguhnya merupakan bentuk kerja sama awal antara PSKK UGM dengan Nara, sebagai universitas yang fokus pada pendidikan tinggi bagi perempuan ini. Penting bagi PSKK UGM sebagai lembaga studi untuk senantiasa mengembangkan jejaring serta mitra untuk bekerja sama. [] Media Center PSKK UGM