News Analysis oleh: Agus Heruanto Hadna, Direktur PSKK UGM
Terkait kejadian diputusnya aliran listrik dan pembongkaran paksa, kalau memang itu benar, mestinya tidak perlu sampai seperti itu. Apapun yang terjadi proses dialog tetap menjadi prinsip di dalam pembangunan.
Dialog harus tetap dilakukan bagaimanapun caranya. Kalau masyarakat belum puas, ya bagaimana caranya untuk mencari win-win solution bahwa pembangunan bandara harus dilakukan karena pemanfaatannya memang besar.
Maka dari itu, penjelasan dari awal dari pemerintah harus dilakukan. Pemerintah harus menjelaskan maksud didirikan bandara. Dan solusi itu harus melibatkan semua masyarakat. Kalau perlu satu per satu didatangi setiap keluarga, itu lebih baik untuk memahami apa yang di pikiran keluarga itu.
Pemerintah harus mengeluarkan tenaganya, karena itu tugas mereka. Itu yang harus dikedepankan dan jangan sampai kekerasan. Dialog itu untuk memahami dari kedua belah pihak.
Biasanya pemerintah punya target dank arena target itu maka pekerjaan harus cepat dilakukan. Itulah yang menghambat proses dialog tadi. Seharusnya yang namanya target dalam konsep seperti ini dapat dilenturkan.
Target yang kadang membuat terjadinya kekisruhan dalam proses pembangunan. Hal itu biasanya terjadi karena di saru sisi pemerintah punya target, di sisi lain masyarakat merasa haknya terpenuhi.
Saya kira penyelesaian dalam masalah ini, target harus diturunkan dan masyarakat harus memahami bahwa ini demi kepentingan masyarakat juga. Masyarakat juga harus peduli dengan itu dan tidak mementingkan dirinya sendiri. []
*Sumber: Tribun Jogja, 3 Desember 2017 | Photo: Presiden Joko Widodo menghadiri prosesi Babat Alas Nawung Krida pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, di Kulonprogo, DIY/setkab.go.id