Sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan utama penduduk Indonesia dengan menyerap 40,12 juta orang.
Jakarta, KATADATA – Jumlah penduduk Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka pengangguran terbuka pada Februari 2015 mencapai 5,8 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 persen.
“Ini karena ekonomi melambat, sehingga terjadi peningkatan pengangguran,” kata Kepala BPS Suryamin dalam keterangannya di kantornya, Jakarta, Selasa (5/5).
Berdasarkan laporan BPS, jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 128,3 juta orang. Dari jumlah itu, terdapat 7,45 juta orang yang menganggur. Sedangkan pada Februari tahun lalu, jumlah angkatan kerja sebanyak sebanyak 125,3 juta orang, dengan pengangguran sebanyak 7,15 juta.
Kemudian jumlah penduduk yang tidak bekerja secara penuh mencapai 35,7 juta jiwa pada tahun ini. Dari total tersebut, pekerja yang setengah menganggur dan bekerja paruh waktu masing-masing 10,4 juta jiwa dan 25,64 juta jiwa.
Berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menganggur naik paling tinggi yakni 9,05 persen. Diikuti oleh pengangguran dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 8,2 persen.
Selanjutnya, lulusan Diploma III dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masing-masing 7,5 persen dan 7,14 persen. Sedangkan lulusan Sarjana yang menanggur naik 5,34 persen, dan Sekolah Dasar (SD) ke bawah naik 3,61 persen.
“Pada Februari, tingkat pengangguran terbuka yang berpendidikan SD ke bawah menjadi yang terendah. Sedangkan yang tertinggi, berasal dari tingkat pendidikan SMK,” tutur dia.
Sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan utama penduduk Indonesia dengan menyerap 40,12 juta orang. Diikuti sektor perdagangan 26,65 juta orang dan jasa kemasyarakatan 19,41 juta orang.
Sektor industri menyerap 16,4 juta orang dan konstruksi 7,72 juta orang. Sementara, sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi menyerap 5,2 juta orang. Adapun sektor keuangan menyerap 3,65 juta orang.
Suryamin optimistis, jika pengeluaran pemerintah ke infrastruktur meningkat akan berpengaruh positif bagi industri lainnya. Dengan begitu, jumlah pengangguran bisa berkurang. “Saya nggak tahu seberapa besar (dampak pembangunan infrastruktur) ke pengangguran, (apakah) akan menurun. Karena melihat seberapa besar infrastruktur akan dibangun,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah tetap optimistis dapat menurunkan angka pengangguran pada tahun ini. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan insentif perpajakan atau tax allowance guna mendorong kegiatan perusahaan.
“Kami beri tax insentif supaya semakin banyak lapangan kerja,” kata Sofyan. [] Desi Setyowati
*Sumber: Katadata