Yogyakarta, PSKK UGM – Teknologi komunikasi dan informasi terus berkembang dengan pesat. Hal ini memungkinkan kita untuk menerima arus informasi yang cepat, intensif, bahkan masif. Sumber informasi tidak lagi dibatasi oleh batas ruang fisik. Situasi serupa juga dihadapi oleh remaja kita. Jangkauan sosial mereka sudah sangat luas, bahkan mengglobal.
“Informasi yang beragam akan memberi peluang besar bagi remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya yang pada akhirnya turut mempengaruhi persepsinya akan suatu hal,” kata Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si., Manajer Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Aset, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada dalam ujian terbuka promosi doktornya di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM, Sabtu lalu (12/9).
Dalam disertasi yang berjudul “Konstruksi Konsep Ruang dalam Konteks Persepsi Remaja Tentang Jumlah Anak Ideal di Kabupaten Gunungkidul, DIY”, Umi melakukan penelitian terhadap para remaja di Kabupaten Gunungkidul yang berusia 17 sampai 19 tahun dan belum menikah. Mereka dibedakan berdasarkan ruang fisik, yaitu wilayah perkotaan (Kecamatan Wonosari) dan wilayah perdesaan (Kecamatan Saptosari). Jumlah sampel tiap desa 100 orang dengan pemilihan responden secara sistematik.
Penelitian ini menunjukkan beberapa temuan. Di antaranya, status wilayah tempat tinggal perkotaan dan perdesaan berpengaruh terhadap persepsi remaja tentang jumlah anak ideal. Remaja yang tinggal di wilayah perdesaan mempersepsikan jumlah anak ideal adalah 2,3 atau sedikit lebih tinggi jika dibanding dengan remaja di perkotaan yang mempersepsikan 2,0 untuk hal yang sama.
Berikutnya, meski aktif di dalam ruang virtual, tidak serta dapat mempengaruhi persepsi remaja tentang jumlah anak ideal maupun jumlah anak yang diinginkan. Sebanyak 49 persen remaja minimal satu kali sehari mengakses akun di media sosial, sementara 11 persen lainnya bisa mengakses empat kali sehari. Untuk durasi waktu, rata-rata remaja menghabiskan 1 jam untuk mengakses media sosial dan paling banyak hingga 3,5 jam.
“Ruang virtual merupakan bagian dari ruang kehidupan remaja karena di sana mereka saling berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Meski begitu, ruang virtual tidak berpengaruh terhadap persepsi mereka soal jumlah anak ideal,” kata Umi lagi.
Mengapa demikian? Dalam penelitian ini, interaksi sosial remaja di dalam ruang virtual tidak menyentuh konten tentang jumlah anak ideal. Keterlibatan remaja di media sosial hanya sebatas pada pertemanan, curah pendapat soal sekolah, pelajaran, olahraga, agama, kegiatan-kegiatan sosial maupun pacaran. Untuk itu, persepsi remaja tentang jumlah anak ideal cenderung dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman mereka dalam ruang tempat tinggalnya.
Umi menambahkan, ruang virtual tidak lebih menjadi perpanjangan dari pertemanan pada dunia nyata. Pertemanan yang aktif dalam diskusi adalah dengan teman-teman yang secara fisik, mereka kenal.
“Jumlah anak ideal menurut remaja menjadi isu yang menarik untuk dikaji sebagai perencanaan fertilitas masa depan. Namun, menanyakan perihal anak pada remaja bukanlah sesuatu yang mudah. Isu anak bukanlah fokus utama pemikiran mereka saat ini,” jelas Umi.
Oleh karena itu, penting bagi para pihak yang terkait dengan program Keluarga Berencana untuk dapat memodifikasi cara dalam pensosialisasian. Menurut Umi, media sosial merupakan ruang yang strategis untuk mensosialisasikannya karena sebagian besar remaja telah aktif mengakses media sosial, salah satunya facebook.
“Hal ini bertujuan pula untuk membiasakan pancaindera remaja dalam melihat, mengenal, mendengar, hingga memahami tentang bagaimana dan mengapa keluarga kecil,” jelas Umi kembali.
Temuan penelitian yang menarik lainnya, yakni rencana umur pernikahan remaja berbeda menurut cakupan ruang virtual. Penambahan rencana umur menikah terjadi seiring dengan peningkatan level pertemanan dalam ruang virtual. Pertimbangan ekonomi lebih banyak diungkapkan sebagai persyaratan menikah. Bagi kebanyakan remaja, membahagiakan orang tua dan memiliki kesiapan lahir batin adalah harapan saat membahas umur pernikahan. [] Media Center PSKK UGM | Ilustrasi remaja dan gadget/istimewa