Jakarta, TNP2K — Jumlah penduduk usia produktif di Indonesia akan mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020. Peter van Rooij, Direktur Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk Indonesia dan Timor Leste, mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan hal tersebut agar menjadi Bonus Demografi.
Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan pada pembukaan Lokakarya Kebijakan dan Program Lapangan Kerja Kaum Muda di Indonesia: Jalan ke Depan, yang diselenggarakan Bappenas, TNP2K, dan ILO di Hotel Le Meridien, Jakarta (25/9). Peter menambahkan jika angkatan kerja muda tidak diperhatikan dan dipersiapkan kemampuan dan keahliannya, maka sebaliknya akan menjadi beban bagi anggaran negara.
“Permasalahan Tenaga Kerja Muda di Indonesia adalah mereka belum mengenal kondisi sebenarnya (ketika masuk ke lapangan kerja). Mereka menjadi tidak mampu bersaing atau menjadi tenaga kerja murah,” tambahnya. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan memperkenalkan suasana dan lingkungan kerja pada usia sekolah, dengan cara mengintegrasikan keterampilan kerja ke dalam kegiatan sekolah serta mensinergikan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
Ari Perdana, Kepala Kelompok Kerja UKM dan Ketenagakerjaan, TNP2K, mengatakan bahwa saat ini banyak kaum muda yang tidak masuk dalam sektor formal karena tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang dibutuhkan dunia usaha. Banyak di antara mereka yang akhirnya menjadi tenaga kerja murah. “Bahkan para lulusan sarjana atau diploma tiga pun ikut bersaing di bidang pekerjaan semacam satpam, supir, dan lain lain. Hal tersebut membuat tenaga kerja lulusan SMA ke bawah menjadi semakin sulit bersaing mendapatkan pekerjaan,” kata Ari.
Meskipun banyak hal sudah dilakukan pemerintah, organisasi masyarakat madani, maupun dunia usaha tapi belum dapat menyelesaikan persoalan. Ari menekankan perlunya identifikasi program dan kebijakan yang sudah atau belum disusun maupun dilaksanakan agar dapat dikoordinasikan dan disinergikan satu dengan lainnya. “Untuk itulah diperlukan suatu forum yang dapat mensinergikan dan mengkoordinasikan program-program dan kebijakan terkait tenaga kerja muda,” tambah Ari.
Sehubungan dengan itu pemerintah telah mendirikan Jejaring Lapangan Kerja Bagi Kaum Muda Indonesia (Indonesian Youth Employment Network/IYEN) yang merupakan forum koordinasi lintas sektor. “Indonesia menjadi percontohan di kawasan Asia dan sekitarnya dalam pengembangan jejaring semacam ini,” kata Matthieu Cognac, Spesialis Ketenagakerjaan Kaum Muda, Kantor ILO Regional Asia Pasifik.
Lokakarya tersebut menyajikan beberapa diskusi panel yang menghadirkan pembicara ahli dari berbagai kementerian dan organisasi masyarakat madani terkait serta ILO, termasuk Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Pengusaha Indonesia, Kesatuan Serikat Buruh Seluruh Indonesia, dan lain-lain. Turut hadir sebagai pembicara, Ir. Khairil Anwar, Direktur Jendral Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas, Kemnakertrans, dan Laura Brewer, Spesialis Senior bidang Tenaga Kerja Muda, ILO Jenewa. []
*Sumber: TNP2K | Photo: Istimewa