SINOPSIS MATA JIWA: Sebuah Memoar di Tenganan Pagringsingan

02 Maret 2017 | admin
Berita PSKK, Main Slide

MATA JIWA: Sebuah Memoar di Tenganan Pagringsingan
(Into the Eye of Life: a Memoir of Tenganan Pagringsingan)
oleh Dini Andarnuswari (Editor teks “Mata Jiwa” versi Bahasa Indonesia)

Sesungguhnya, masyarakat nusantara memiliki bekal tradisi untuk bertahan hidup. Sebagai contoh, masyarakat Tenganan Pagringsingan di Bali. Mereka dikenal luas sebagai penghasil kain gringsing, kain tenun yang banyak dikagumi dan ditulis.

Jika masyarakat urban tak lepas dari pertimbangan materialistis, masyarakat Tenganan Pagringsingan mengutamakan keseimbangan dan keselarasan, antara diri dan alam. Melalui ritual dan aturan adat nan ketat, pengendalian diri ditanamkan sejak dini, berakar pada sifat jujur.

Namun, hari ini deru perubahan sungguh cepat dan dahsyat merasuki berbagai sendi kehidupan. Masyarakat Tenganan Pagringsingan menghadapi tantangan zaman yang baru. Di tengah hiruk-pikuk perubahan itu, mereka berjuang untuk tetap menjadi diri sendiri. Disadari atau tidak.

Kain gringsing, sebagai karya khas Tenganan Pagringsingan, adalah pintu pertama bagi penulis (Marinta Serina Singarimbun) untuk memasuki ranah adat masyarakat itu. Selama belasan tahun, penjelajahan dilakukan. Beberapa tahun belakangan seorang kawan sehati (Amalia Firman) turut terlibat membidikkan kamera. Mata Jiwa: Memoar di Tenganan Pagringsingan menjadi rekaman penjelajahan itu.

Jauh dari amatan sesaat seorang asing, memoar ini mengabadikan apa yang ditangkap, dicerna, dan dihayati melalui mata serta jiwa penulis. Semuanya diungkapkan kembali secara personal dalam bentuk prosa liris, bersama foto-foto yang memandang Tenganan Pagringsingan lewat lensa yang intim dan reflektif.

Inilah persembahan sukma bagi insan yang menghargai makna kehidupan.[]