PSKK UGM – Perkembangan internet dan teknologi digital telah membawa perubahan besar di bidang kependudukan dan kebijakan. Untuk merespon hal ini, CPPS UGM, sebagai lembaga penelitian yang menaruh perhatian besar terhadap isu kependudukan dan kebijakan, secara rutin PSKK UGM telah menyelenggarakan PodCast PopCorn (Population Corner), sebuah acara bincang-bincang yang disiarkan langsung di YouTube @CPPSUGM. Berdurasi selama satu jam, PopCorn memiliki gaya bincang santai interaktif seputar penelitian atau isu-isu terkini terkait kebijakan kependudukan dengan menghadirkan narasumber yang dipandu oleh moderator.
Pada 2022, PopCorn PSKK UGM telah mengudara sebanyak enam kali dengan mengundang bintang tamu dari internal dan ekternal lembaga. PopCorn menggaet kerja sama lembaga luar PSKK dengan tujuan memberikan wadah lebih luas untuk berbincang dan berdiskusi mengenai isu kependudukan dan kebijakan di Indonesia.
Dalam mendukung percepatan SDGS atau Tujuan Pembanguan Berkelanjutan 2015-2030 poin ke-13 terkait Penanganan Perubahan Iklim, pada 2022, PopCorn PSKK secara khusus memiliki seri Climate Change yang membahas isu-isu terkait ‘Kependudukan dan Perubahan Iklim’. Dalam seri khusus ini, PopCorn mengusung tajuk yang berkenaan dengan isu krusial dalam perubahan iklim dan hubungannya dengan kependudukan, yakni:
- Menemukan Benang Merah Isu Kependudukan dan Perubahan Iklim
- Nexus antara Perubahan Iklim, Penghidupan, dan Pangan
- Gaya Hidup Anak Muda dan Tantangan Peubahan Iklim
- Relasi Gender dan Kekuasaan di Balik Perubahan Iklim
Mengahdirkan para ahli dari bidang kependudukan dan kebijakan yang telah melakukan banyak studi diberbagai bidang, para narasumber dalam PopCorn seri Climate Change juga menyandingkan isu perubahan iklim dengan goals SDGs lainnya mencakup Kesetaraan Gender, Pendidikan Berkualitas, dan Kemiskinan.
Pada PopCorn seri Climate Change bertajuk “Relasi Gender dan Kekuasan di Balik Perubahan Iklim” Cynthia Maharani, M.P.P. (WRI Indonesia) menyampaikan isu terkait kebijakan hutan dan perempuan, menurutnya masih ada ketimpangan terkait akses kelola antara perempuan dengan sekelompok tertentu.
“Ada sekelompok tertentu yang memiliki akses lebih banyak terhadap tata kelola hutan, biasanya mereka elit desa, dan elit desa ini biasanya para tetua atau bapak-bapak yang dituakan. Sedangkan perempuan dan anak muda itu cenderung untuk tidak memiliki akses kelola yang sama sehingga di dalam konteks partisipasi ini perempuan dan anak muda sering kali ditinggalkan ataupun kalau ada hanya menjadi simbolis saja padahal dalam kenyataannya perempuan justru berperan sangat aktif untuk mengelola hutan,” ujar Cynthia.
Selengkapnya terkait PopCast PopCorn seri Climate Change bisa Anda saksikan tayangan ulang di YouTube PSKK UGM @CPPSUGM atau klik link berikut: PopCorn PSKK UGM.
***