Jakarta, detikHealth – Angka kematian ibu dan anak di Indonesia diharapkan bisa terus ditekan. Bukan perjaan yang mudah memang, namun dengan kerja keras dan komitmen tinggi, hal itu tidak mustahil diwujudkan. Nah, harapan itu kini digantungkan di pundak Menteri Kesehatan yang baru, Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K).
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berbahagia dan memiliki harapan besar dengan ditunjuknya Prof Nila sebagai orang nomor satu di Kemenkes oleh Presiden Jokowi. Kepala BKKBN, Prof. Dr. dr. Fasli Jalal, SpGK. Ph.D M.Kes, menyatakan kesiapan BKKBN mendukung langkah Prof Nila demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.
"Kami optimistis. Semua kalangan kesehatan yang peduli pasti sangat mendukung. Dan kami siap dikoordinasikan," ucap Prof Fasli dalam perbincangan dengan detikHealth pada Senin (27/10/2014).
Menurut Prof Fasli, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih menjadi perhatian. Masalah ini, lanjutnya, bisa ditekan bila punya kebijakan kependudukan dan program keluarga berencana yang baik.
"Selama ini beliau selalu hadir di acara BKKBN untuk memberikan dukungan penuh. Dengan ditunjuknya Prof Nila sebagai menkes, tentu ini menjadi harapan besar. Dengan kepemimpinan beliau, kami optimistis kesehatan bisa lebih maju. Terutama mereka di daerah terpencil yang belum mendapatkan akses kesehatan, beliau pasti tahu benar bagaimana mengatasinya," papar mantan Wamendiknas ini.
Selain soal angka kematian ibu dan bayi yang masih perlu ditekan, isu lain di dunia kesehatan yang masih perlu diperhatikan adalah soal pencegahan penyakit infeksi yang selama ini sudah ada ataupun penyakit yang baru-baru ini menjadi ancaman.
"Beliau sering sekali ke daerah jadi tahu benar kondisinya dan punya data akurat. Termasuk pula isu ketersediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, yang mana hal ini turut berkontribusi untuk menekan angka kematian ibu dan bayi," terang Prof Fasli.
Di mata Prof Fasli, sosok Prof Nila memang dirasa pas benar mengisi jabatan menkes. Sebab Prof Nila adalah orang lama di dunia kesehatan yang juga dikenal sebagai sosok pemberdaya perempuan. Perempuan 65 tahun itu juga menjadi utusan khusus presiden untuk MDG's, yang mana kerap tampil di aneka forum dunia untuk menyukseskan MDG's.
"Dalam konteks kinerja di bidang kesehatan tentu tidak diragukan," imbuh Prof Fasli.
"Beliau adalah seorang spesialis yang tahu bagaimana pelayanan rujukan yang berkualitas. Jadi ketika pelayanan dasar sudah adil merata dan berkualitas, pelayanan rujukan bisa disambut, dijangkau secara finansial. Beliau juga seorang yang mengerti ilmu kesehatan masyarakat, jadi mengerti soal pencegahan penyakit, juga promosi hidup sehat," tambah Prof Fasli. [] Nurvita Indarini
*Sumber: Detik Health | Photo: Dok. Puskesmas Semarang