Jakarta, CNN Indonesia — Bank Dunia memprediksi sebanyak 68 persen dari populasi Indonesia bakal memadati wilayah perkotaan pada 2025 jika gelombang urbanisasi tidak bisa dikendalikan melalui pembangunan yang merata.
Dalam laporan bertajuk East Asia's Changing Urban Landscape: Measuring a Decade of a Spatial Growth, Bank Dunia menunjukkan tingkat urbanisasi di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia, dengan rata-rata pertumbuhan 4,4 persen per tahun sejak 1960 hingga 2013. Berikutnya diikuti oleh Tiongkok, Filipina, dan India, dengan pertumbuhan kaum urban masing-masing per tahun 3,6 persen, 3,4 persen dan 3 persen.
Axel van Trotsenburg, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur, mengatakan urbanisasi yang sangat pesat menjadi tantangan bagi Asia Timur, tetapi pihaknya menilai hal ini tidak bisa dikelola tanpa ukuran yang jelas.
"Kami merilis data ini agar pemimpin-pemimpin kota mendapat pemahaman lebih baik dan mengambil langkah yang dapat memastikan pembangunan perkotaan bermanfaat, terutama bagi masyarakat miskin yang makin banyak pindah ke kota," ujarnya dalam conference call dari Singapura, Senin (26/1).
Laporan tersebut menjelaskan secara keseluruhan, wilayah perkotaan Asia Timur berkembang rata-rata 2,4 persen per tahun selama dekade yang diteliti, dengan lahan perkotaan mencapai 134.800 kilometer persegi pada 2010.
Sementara itu, populasi di wilayah perkotaan Asia Timur tumbuh lebih cepat, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 3 persen per tahun, meningkat menjadi 778 juta jiwa pada 2010, yang merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan wilayah manapun di dunia. Berbagai data menunjukkan bahwa Eropa membutuhkan lebih dari 50 tahun untuk mencapai angka pertumbuhan. [] Giras Pasopati
*Sumber: CNN Indonesia | Photo MH. Thamrin Jakarta/ANTARA