SOLUSI MASALAH IBU KOTA JAKARTA (Solusi Pemikiran Alternatif dari Perspektif Demografi Sosial)

16 September 2015 - 16:31:46 | admin

Paper seminar ini dipresentasikan oleh Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi, Sosiolog Universitas Gadjah Mada. Dalam presentasinya, Tadjuddin mengatakan Indonesia menghadapi dua persoalan demografi yang mendasar. Pertama, distribusi penduduk yang timpang. Data dari Badan Pusat Statistik 2014 menunjukkan, jumlah penduduk yang tinggal di Jawa mencapai 57 persen, padahal luas wilayahnya hanya 6,6 persen dari luas Indonesia. Sementara penduduk di Indonesia bagian timur hanya mencapai 20 persen, meski luas wilayahnya hingga 72 persen dari luas Indonesia. Kedua, adanya ketimpangan kepadatan penduduk yang ekstrim. Kepadatan penduduk Jakarta mencapai 15.015 jiwa per kilometer persegi. Padahal, luas wilayahnya hanya 664 kilometer persegi atau 0,03 persen dari luas Indonesia.

Perputaran uang masih terpusat di Jawa, khususnya Jakarta. Diperkirakan ada 60 sampai 70 persen uang yang beredar di Jakarta. Tak heran, pembangunan begitu gencar di Jakarta. Seperti peribahasa ada gula, ada semut, Jakarta bagaikan “gula”, memiliki daya pikat sehingga orang terus berdatangan ke sana. Tapi, mau sampai kapan pembangunan di Jakarta terus berlangsung sementara daya dukungnya, terutama lingkungan sudah tidak lagi memadai?

(Baca juga: Teramat Padat, Apakah Ibu Kota di Jakarta Perlu Dipindah?)


*Silakan klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.401 – Tadjuddin Noer Effendi | 20 Agustus 2015