POPULASI Volume 23 Nomor 2 Tahun 2015

07 November 2016 - 16:56:37 | admin

Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia
Heryanah (Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi)

Abstrak
Ageing population atau penuaan penduduk di masa mendatang akan menjadi isu yang krusial di Indonesia. Hasil proyeksi penduduk Indonesia mengindikasikan bahwa pada 2023 nanti jumlah penduduk Indonesia yang berada pada usia pensiun akan melebihi 7 persen dari total penduduk. Pada 2023 rasio ketergantungan tua akan melebihi 10 persen. Struktur penduduk Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi yang disebut sebagai penuaan penduduk. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran mengenai bonus demografi pertama, isu penuaan penduduk, dan bonus demografi kedua di Indonesia berdasarkan data dari proyeksi penduduk 2010-2035. Selanjutnya berdasarkan fakta tersebut, hendak dipaparkan implikasi ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang harus diperhatikan oleh pemerintah.

Kata kunci: bonus demografi pertama, bonus demografi kedua, penuaan penduduk


Dinamika Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Wanita Pernah Kawin di Indonesia: Analisis Data IFLS 1997, 2000, dan 2007 
Eddy Kiswanto (Peneliti PSKK UGM)

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemakaian alat kontrasepsi dari tahun 1997-2007 pada wanita kawin usia 15-49 tahun dan alasan tidak memakai alat kontrasepsi lagi berdasarkan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 1997, 2000, dan 2007. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan tabulasi silang digunakan untuk mendapatkan pola penggunaan alat kontrasepsi berdasarkan karakteristik individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi berada pada kelompok umur di bawah 40 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak. Dari sisi pendidikan, paling banyak berpendidikan rendah dan menikah pada usia muda, sedangkan wanita yang berpendidikan tinggi cenderung menunda perkawinannya. Jenis kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah hormonal, baik dari tahun 1997-2000 maupun dari tahun 2000-2007. Mayoritas akseptor baru tahun 2000 dan 2007 memakai alat kontrasepsi jenis hormonal, demikian juga akseptor yang berhenti memakai sebelumnya menggunakan jenis hormonal. Alasan penghentian pemakaian alat kontrasepsi terbanyak adalah karena keinginan mempunyai anak lagi. Sebagian besar mereka berada pada kelompok umur di bawah 30 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak.

Kata kunci: alat kontrasepsi, wanita pernah kawin, hormonal


Jumlah Anak Ideal Menurut Remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta
Umi Listyaningsih (Dosen Fakultas Geografi UGM) dan Sumini (Peneliti PSKK UGM)

Abstrak
Persepsi jumlah anak ideal dan jumlah anak yang diinginkan sering kali digambarkan oleh pasangan usia subur (15-49 tahun). Sementara itu, persepsi remaja mengenai hal serupa juga tidak kalah penting karena dapat menggambarkan fertilitas di masa mendatang. Itulah yang menjadi fokus penelitian ini. Oleh karenanya, dilakukan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam kepada remaja di kabupaten/kota di DIY. Sebanyak 500 remaja dipilih secara acak dari setiap kabupaten/kota yang juga merupakan representasi dari remaja perkotaan dan perdesaan. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa persepsi jumlah anak ideal remaja sebanyak 2,17, sedangkan persepsi jumlah anak yang diinginkan adalah 2,11. Remaja menilai bahwa kehadiran anak penting dalam keluarga karena manfaat yang diperoleh, seperti untuk membantu orang tua, sebagai sumber kebahagiaan keluarga, penerus keturunan, dan jaminan di hari tua.

Kata kunci: remaja, persepsi jumlah anak ideal, jumlah anak yang diinginkan


Strategi Rumah Tangga Miskin Perdesaan Keluar dari Kemiskinan: Kasus Tiga Desa di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 
Agus Joko Pitoyo (Peneliti PSKK UGM) dan Muhammad Arif Fahrudin Alfana (Fakultas Geografi UGM)

Abstrak 
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan strategi masyarakat perdesaan di tiga desa dengan kondisi geografis yang berbeda untuk keluar dari kemiskinan. Terpilihnya tiga desa itu karena jumlah penduduk miskinnya secara absolut dan relatif tinggi. Perbedaan itu menarik untuk diteliti karena ada variasi strategi penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara pada 323 rumah tangga yang tergolong miskin. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada variasi strategi rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan. Rumah tangga miskin di tiga desa menerapkan beberapa strategi. Namun diversifikasi sumber-sumber pendapatan merupakan strategi yang paling banyak dipilih oleh penduduk miskin. Usaha diversifikasi yang dilakukan adalah mengusahakan ternak sapi dan menambah jumlah pohon kakao. Perbedaan pemilihan strategi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi geografis di setiap desa.

Kata kunci: kemiskinan, strategi kelangsungan hidup, perdesaan


Peran Ganda Pedagang Perempuan di Pasar Seni Mertha Nadi, Legian, Bali
Wayan Hesty Mayaswari dan I Gusti Wayan Murjana Yasa (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali)

Abstrak
Zaman sekarang banyak perempuan telah berpartisipasi dalam sektor publik. Namun hal ini dapat menimbulkan konflik pembagian waktu bagi perempuan, yaitu dalam tugas domestik dan aktivitas sosial sebagai perempuan Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan keluarga, pendapatan nonkerja, dan pelaksanaan kegiatan adat istiadat terhadap alokasi waktu perempuan pedagang cenderamata di Pasar Seni Mertha Nadi Legian, baik secara simultan maupun secara parsial. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, dan wawancara tidak terstruktur. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling menggunakan sampel sebanyak 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pendapatan nonkerja tidak memengaruhi perubahan konsumsi waktu luang dan alokasi waktu kerja perempuan di sektor publik. Jika intensitas untuk kegiatan adat sedang tinggi, maka waktu mereka untuk bekerja akan berkurang. Pedagang perempuan di Pasar Seni Mertha Nadi Legian selalu memiliki alasan untuk tetap bekerja selain banyaknya pekerjaan domestik yang seharusnya mereka lakukan demi pengembangan diri dan kesejahteraan keluarganya.

Kata kunci: tenaga kerja, perempuan, alokasi waktu


REVIU BUKU: Laki-laki Kalah atau Mengalah? 
Muhadjir Darwin (Profesor Fisipol UGM)

1478500041_the-end-of-men

 

Data Buku 
Judul: The End of Men and the Rise of Women
Penulis: Hanna Rosin
Penerbit: Riverhead Books
Cetakan: Pertama, 2012
Tebal: 310 hlm

Dalam bukunya ini, Rosin menegaskan bahwa perempuan di mana pun di dunia menjadi lebih dominan di tempat kerja, pendidikan, rumah tangga, bahkan dalam cinta dan perkawinan. Boleh jadi di sejumlah negara, perempuan masih belum cukup menonjol di percaturan politik atau masih digaji lebih rendah daripada laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama. Untuk hal ini, Rosin menilainya sebagai artifak terakhir dari zaman lama yang sedang tenggelam, bukan sebagai konfigurasi yang permanen. Kemajuan yang dialami perempuan ini, menurut Rosin, bukan hasil dari perjuangan politik yang progresif, apakah dari perempuan atau laki-laki. Namun ini hanya sebuah kebetulan sejarah, yaitu munculnya era ekonomi baru yang disebut Rosin sebagai ekonomi pelayanan baru (the new service economy). Ini adalah era yang secara kebetulan menguntungkan perempuan. Mengapa? Sistem baru ini tidak lagi mengutamakan kekuatan fisik, tetapi kekuatan otak, komunikasi yang terbuka, kekuatan untuk duduk lebih lama, dan fokus. Semua ini bukanlah hal yang membuat lakilaki dapat menang dengan mudah. Era ini justru lebih cocok untuk perempuan sehingga mereka lebih mudah mengisinya.[]

——

Info selengkapnya mengenai Jurnal Populasi edisi ini, silakan buka tautan berikut: Populasi Vol. 23 No. 2 Tahun 2015