Perempuan dan Politik Tubuh (Studi Wacana dan Program ASI Eksklusif di Indonesia)

25 Maret 2014 - 09:30:04 | admin

Paper seminar ini dipresentasikan oleh Desintha Dwi Asriani, MA, Sosiolog Universitas Gadjah Mada yang juga berprofesi sebagai staf pengajar di Fakultas Sosiologi UGM. Dalam presentasinya, Desintha menekankan tentang perlunya praktek menyusui dipandang sebagai hak dari perempuan. Praktek menyusui bukanlah persoalan yang sederhana. Menyusui bukan sekedar memberi asupan nutrisi bagi bayi langsung dari payudara sang ibu. Namun, ada banyak hal yang perlu dinegosiasikan kembali terutama bagi para perempuan yang bekerja.

Dalam penelitiannya tentang wacana serta program ASI Eksklusif, Desintha menemukan fakta bahwa ada cukup banyak perempuan terutama yang bekerja di pabrik, tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pendeknya masa cuti melahirkan, tidak ada kebijakan cuti menyusui, terbatasnya waktu istirahat saat bekerja, tidak ada fasilitas ruang laktasi, tidak memiliki lemari penyimpan ASI, faktor kelelahan, hingga persoalan kultural—malu jika memerah ASI di tempat kerja.

(Baca juga: Perlunya Praktek Menyusui Dipandang Sebagai Hak Perempuan)


*Klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.386 – Desintha Dwi Asriani | 20 Maret 2014