MANUSIA, LINGKUNGAN, DAN SUNGAI (Transformasi Sosial Kehidupan Masyarakat Sempadan Sungai Code)

29 April 2014 - 10:23:45 | admin

Authors: Pande Made Kutanegara

Topics: Transformasi Sosial, Adaptasi Lingkungan

Book Title: MANUSIA. LINGKUNGAN, DAN SUNGAI (Transformasi Sosial Kehidupan Masyarakat Sempadan Sungai Code)

Publication Year: 2014

Language: Bahasa Indonesia

ISBN: 978-602-258-173-4

Proses transformasi sosial, ekonomi, dan budaya di Kota Yogyakarta telah berjalan sangat cepat. Secara fisik, kota ini telah mengalami banyak perubahan. Ruang-ruang terbuka hijau dan pekarangan penuh pepohonan kini berganti dengan deretan toko, ruko, hotel serta pusat-pusat perbelanjaan yang bangunannya menjulang tinggi. Namun, di balik tembok atau pagar tinggi tersebut terdapat pemukiman penduduk yang kondisinya sangat kontras dengan simbol modernitas, yakni kampung-kampung kumuh dan berbau “tradisional”, terlebih daerah pinggiran sungai yang melintasi kota Yogyakarta.

Di sempadan sungai bermukim ribuan penduduk yang mendiami tanah wedi kengser dan Sultan Ground dengan status kepemilikan tanah yang tidak jelas sehingga menjadikan mereka kelompok-kelompok termarginalkan di kota ini. Mereka adalah kelompok-kelompok masyarakat yang secara turun temurun mencoba bertahan di kota dan menempati areal di pingggiran kota.

Buku ini merupakan kumpulan pengalaman panjang Pande Made Kutanegara, M.Si., Antropolog UGM yang juga staf peneliti di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, selama menjalani kehidupan bersama warga yang tinggal di pinggiran Sungai Code.

Made melihat, fungsi sungai sebagai sumber kemakmuran pada masyarakat agraris telah berubah menjadi drainase raksasa—tempat pembuangan sampah dan limbah perkotaan. Di saat yang sama Sungai Code juga menjadi saluran pembuangan material dari Gunung Merapi. November 2010, warga  sempadan Sungai Code dikagetkan oleh kiriman material Gunung Merapi. Bagi generasi baru, peristiwa ini lebih dianggap sebagai penambahan fungsi baru bagi Sungai Code. Namun, mereka telah menjadi masyarakat yang gagap dan tidak siap menghadapi fenomena alam tersebut, yang sebetulnya sedari dulu telah menjadi garis alam dan bersifat alami. []