Ekspansi Pasar Bebas, Perubahan Budaya dan Partisipasi Warga di Tingkat Lokal

31 Januari 2002 - 16:45:41 | admin

Pada saat dunia masih diselimuti perang dingin, yaitu terjadinya perebutan pengaruh antara blok Barat dan blok Timur, kehidupan sosial, ekonomi dan politik di negara-negara sedang berkembang juga terimbas ke dalam perangkap ketegangan-ketegangan regional, antar wilayah maupun internal. Perebutan pengaruh antara blok tersebut kemudian berakibat pada terjadinya peperangan seperti perang Korea (Utara vs Selatan), Vietnam (Utara vs Selatan), ketegangan wilayah Eropa (Barat vs Timur), ketegangan Asia Tenggara, aneksasi Timor Timur oleh Indonesia, dll yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian material di wilayah-wilayah yang dilanda peperangan tersebut. Pada intinya ketegangan tersebut bersumber pada perebutan pengaruh dan perebutan wilayah di dunia antara ideologi liberalisme-kapitalisme (kanan) yang dipelopori oleh negara-negara Barat seperti USA dan Eropa Barat berhadapan dengan ideologi sosialisme komunisme (kiri) yang disponsori Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur.

Namun ketika angin restrukturisasi (perestroika) dan keterbukaan (glasnost) berhembus cukup kencang di Uni Soviet, yang kemudian memicu perubahan radikal dalam sistem politik negara itu maka Blok Timur berubah haluan seratus delapan puluh derajat. Kini negara Uni Soviet tidak ada lagi sebab bagian-bagiannya banyak yang menuntut kemerdekaan dan Blok Timur yang dahulu merupakan basis pengembangan cara produksi sosialis-komunis telah berubah ke arah liberalisasi atau terlanda perdagangan bebas. Dengan ambruknya negara-negara blok sosialis maka perang dingin usai sudah namun tidak berarti persoalan sosial, politik dan ekonomi juga selesai. Ideologi liberalisme-kapitalisme yang kemudian menjelma dalam semangat Neo-Liberal dan juga paham Kanan-Baru telah menjadi kekuatan tunggal di dunia ini sehingga dapat melakukan dominasi dan hegemoni di seantero jagat.

Ciri-ciri utama faham yang kemudian menjadi pemenang Perang Dingin adalah mempercayai bahwa efisiensi hanya dapat diperoleh melalui pengurangan peran negara dalam roda ekonomi (liberalisasi) dalam rangka memperoleh kesejahteraan masyarakat. Langkah-langkah yang sering diusulkan adalah privatisasi di berbagai sektor kehidupan, pengurangan subsidi, liberalisasi pasar, asuransi sosial, dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Kebijakan seperti ini biasanya menyertai dan menjadi persyaratan yang harus diterima bagi negara-negara berkembang yang menerima bantuan dari donor-donor internasional atau dari negara-negara maju. Pendek kata, negara-negara penerima bantuan harus menerapkan berbagai pengalaman pemerintahan yang telah dilalui oleh negara-negara maju kalau juga ingin menjadi berkembang dan maju.[]


*Klik untuk mengunduh makalah: Seminar Bulanan S.307 – Heru Nugroho | 31 Januari 2002