Masyarakat Indonesia Belum Berperilaku Ramah Lingkungan

26 Maret 2014 | admin
Media

JAKARTA, NGI – Ini disimpulkan berdasar studi KLH tahun 2012 yang menyatakan IPPL masyarakat RI masih berkisar di angka 0,57 dari angka mutlak 1.

"Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi untuk Selamatkan Lingkungan" merupakan pesan utama yang terkandung dalam Sarasehan dan Pameran Edukasi Lingkungan yang diadakan di Gedung B Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.

Dibuka pada Senin (10/6), kegiatan pameran mini yang didukung serta perusahaan-perusahaan makanan dan minuman tersebut, ditujukan bagi anak-anak dan masyarakat umum. Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan bahwa, sesuai temanya mengusung tentang perubahan pola konsumsi yang ramah lingkungan, pameran ini bermaksud menjadi kampanye supaya masyarakat beralih ke perilaku hidup ramah lingkungan.

Menurut Balthasar, makna dari tema adalah urgensi seluruh umat manusia, secara individu, kelompok, pula negara, mengubah pola konsumsi sehari-hari dan produksi ke arah kebiasaan hidup berkelanjutan.

"Bila kita melihat bahwa kenyataan, laju kerusakan dan pencemaran lingkungan sampai saat ini masih menunjukkan tinggi dibandingkan dengan laju konservasi dan pemulihan lingkungan. Memaksa kita untuk sesegera mungkin bahu membahu antar semua pihak guna memperlambat lajunya kerusakan dan pencemaran lingkungan," ujar Balthasar.

"Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan mengubah perilaku dan pola konsumsi. Eat clean."

UNEP (United Nations Environment Programme), badan lingkungan hidup PBB, mengungkap; dari 1,3 miliar ton limbah makanan, maka negara-negara industri menyumbang limbah makanan sebesar 670 juta ton setiap tahunnya yang jika dikonversikan ke dalam nilai uang akan setara dengan US$680 miliar.

Ada pun negara-negara berkembang menyumbang limbah makanan sekitar 630 juta ton setiap tahunnya, atau setara dengan US$310 miliar. Itu semua menjadi perhatian UNEP hingga mereka mengeluarkan tema selaras "Think Eat Save" untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2013.

Bagaimana dengan masyarakat kita sendiri? Masyarakat Indonesia terindikasi belum berperilaku ramah lingkungan.

Ini disimpulkan berdasar hasil studi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2012. Data tersebut menyatakan Indeks Perilaku Peduli Lingkungan (IPPL) masih berkisar di angka 0,57 dari angka mutlak 1.

(Baca: PEDULI LINGKUNGAN: Pemerintah Harus Memberi Contoh Kepada Masyarakat | Oleh: Pande Made Kutanegara)

Dari enam indikator perilaku: konsumsi energi, membuang sampah, pemanfaatan air bersih, pemanfaatan bahan bakar, penyumbang emisi karbon, dan hidup sehat. Nilai terburuk adalah perilaku pemanfaatan bahan bakar.

Perilaku konsumsi masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan juga terus meningkat, hingga sekitar 49,3 persen makanan didatangkan dari luar daerah dan impor. "Kondisi ini tentunya akan memberikan dampak bagi lingkungan seperti meningkatnya emisi gas karbon dan metana dari buangan alat transportasi," kata Balthasar.

"Saya rasa penting sekali pameran ini untuk jadi media sosialisasi dan edukasi. Pihak pelaku usaha pun melakukan produksi dengan efisien dan efektif, pengolahan limbah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Kita semua punya kepentingan menjaga lingkungan," pungkasnya. [] (Gloria Samantha)

  *Sumber artikel: NG Indonesia Online, 12 Juni 2013 | Sumber foto: TribunNews