Keberadaan BP Indonesia di Bintuni Berdampak Positif

17 September 2013 | admin
Media

Yogyakarta, PSKK UGM – Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta telah selesai melakukan Survei Pendapatan Rumah Tangga di Teluk Bintuni, Papua Barat. Survei yang berlangsung pada 2012 ini dilakukan di tujuh distrik, antara lain Distrik Babo, Sumuri, Tomu, Weriagar, Bomberay, Aroba, dan Kokas. Total, ada 421 rumah tangga yang disurvei dengan mempertimbangkan proporsi rumah tangga indigenous (penduduk kampung di lokasi survei yang merupakan fam asli), dan rumah tangga  non indigenous (penduduk yang tinggal di suatu kampung namun bukan merupakan fam asli, baik penduduk Papua maupun non Papua).

Secara umum, survei bertujuan untuk melihat seberapa jauh tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek LNG Tangguh milik British Pretoleum (BP) Indonesia. Meski tingkat kesejahteraan dan faktor penyebabnya cukup kompleks, tak bisa dipungkiri, keberadaan BP Indonesia cukup signifikan dalam membawa perubahan yang positif. Itu bisa dilihat dari kondisi fisik, sosial dan ekonomi, infrastruktur, sarana dan prasarana di wilayah-wilayah yang berdampak langsung dengan lokasi proyek LNG Tangguh (DAV’s – direct affected villages). 

Dr. Agus Heruanto Hadna, M.Si., Kepala PSKK UGM dalam pengantarnya mengatakan, ada beberapa aspek yang dikaji dalam survei kali ini. Pertama, aspek kependudukan, ketenagakerjaan, serta kesejahteraan. Namun demikian, fokus analisis dalam laporan survei adalah aspek kesejahteraan dan tabungan.

Dilihat dari aspek kependudukan, struktur penduduk wilayah non DAV’s masih imbang karena belum dipengaruhi oleh pola migrasi. Akibat kelesuan ekonomi, tidak banyak pendatang yang berminat untuk tinggal menetap. Berbeda halnya dengan wilayah DAV’s yang memiliki daya tarik bagi pendatang untuk mengadu nasib. Di sini lapangan kerja baik formal maupun informal terbuka sehingga menjadi pertimbangannya untuk menetap. Arus migrasi memang tidak terhindarkan. Oleh karena itu perlu diatur, bagaimana mengelola migran agar kesejahteraan penduduk tetap terjaga.

Aspek berikutnya, kondisi ketenagakerjaan yang berpengaruh langsung terhadap besarnya pendapatan. Kondisi ini cukup bervariasi namun dari data primer tahun 2012 menunjukkan, jumlah penduduk usia kerja, yakni usia 15 tahun ke atas yang bekerja, masih berada di bawah 40 persen. Melihat persentasenya, jumlah non indigenous yang bekerja lebih banyak dibanding dengan indigenous, kecuali di wilayah Babo. Kisah sukses migran di kampung-kampung DAV’s memang cukup banyak. Keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada.

Di wilayah Teluk Bintuni, tak sedikit masyarakat sekitar yang bekerja mendukung kegiatan operasional perusahaan. Komitmen perusahaan untuk mempekerjakan penduduk lokal cukup jelas terlihat dan terasa manfaatnya. Penduduk yang berada di wilayah Babo, DAV’s Selatan, dan DAV’s Utara banyak yang bekerja di perusahaan. Sementara untuk wilayah non DAV’s yang terletak di luar wilayah administrasi operasional perusahaan, memang tenaga kerjanya tidak cukup banyak terserap.

Sementara itu, angka rata-rata pendapatan rumah tangga dan per kapita pada periode 2009-2012 menunjukkan, tren peningkatan. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada periode 2011 menuju 2012. Keberhasilan program micro finance yakni peningkatan pendapatan keluarga melalui usaha ekonomi produktif dinilai sebagai salah satu faktor pendorongnya. Melalui tingkat pendapatan rumah tangga, bisa dilihat pula aspek ketiga, yakni kesejahteraan rumah tangga. Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi masyarakat di kawasan Teluk Bintuni meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.

Survei yang dikoordinasikan oleh Peneliti PSKK UGM, Dr. Setiadi, M.Si. ini tidak hanya menjadi gambaran menyeluruh tentang kondisi kesejahteraan masyarakat di Kawasan Teluk Bintuni, hasil survei bisa menjadi pijakan bagi pemerintah setempat untuk merumuskan kebijakan sosial, ekonomi, maupun kebijakan pembangunan lainnya. Terlebih, bisa menjadi pijakan bagi perusahaan swasta yang beroperasi di sekitar lokasi untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. [] Media Center PSKK UGM.

*Silahkan klik untuk mengunduh ringkasan eksekutifnya (executive summary).