MEMPERKECIL RISIKO PENDUDUK DEWASA TERKENA PENYAKIT KARDIOVASKULER DI DKI JAKARTA

05 Februari 2004 - 14:40:02 | admin

 

Penulis:
Sutji Rochani D. Siregar, Pinarti, Ida Roslita, Prima Sriwiningsih, Asep Kuswanto, Merry Sri Widyanti K

Penyunting:
Agus Dwiyanto dan Agus Heruanto Hadna

Penelitian:
Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2002″

Salah satu dampak kesehatan dari pembangunan sosial ekonomi adalah pergeseran pola penyakit yang diderita masyarakat. Kendati penyakit infeksi dan kekurangan gizi masih belum sepenuhnya diatasi, jumlah penduduk yang berisiko terhadap penyaki degeneratif, seperti kardiovaskuler, selama dekade terakhir ini meningkat sangat tajam. Pola makan masyarakat terutam di kota-kota besat telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, serat, dan sayuran ke pola makan barat yang komposisinya banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam tetapi miskin serat (Suyono, 1992). Fenomena seperti ini dengan mudah ditemukan di DKI Jakarta yang tampak dengan semakin banyaknya restoran makanan cepat saji yang selalu ramai penuh pengunjung.

Jakarta berpenduduk hampir 8,5 juta pada tahun 2000 dan seluruh wilayahnya merupakan daerah perkotaan. Sementara itu, persentasi penduduk dewasa (+15 tahun) di DKI Jakarta pada tahun 2000 relatif besar, yaitu 67 persen yang berarti sekitar 6,4 juta orang dan 0,4 juta di antaranya adalah penduduk berusia 60+ tahun (SP, 2000). Hasil penelitian Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti) tahun 1997 dan 2000 di DKI Jakarta memperlihatkan adanya peningkatan persentase penduduk dewasa yang kelebihan berat badan, obesitas, tekanan darah tinggi, serta peningkatan persentase perokok. Hal ini merupakan tanda adanya kecenderungan makin banyaknya penduduk yang berisiko penyakit jantung serta penyakit degeneratif lainnya. []

Selengkapnya, silakan unduh file Policy Brief berikut: “Memperkecil Risiko Penduduk Dewasa Terkena Penyakit Kardiovaskuler di DKI Jakarta” No. 15/PB/2004.